
FIREPOWER DAN PERANG ELEKTRONIK
Kedua pesawat dilengkapi dengan rudal state-of-the art. Secara umum, pesawat pertama yang mencetak hit pertama akan menang.
Su-35 dapat membawa 12 rudal, sedangkan F-22 membawa delapan, tetapi Justin Bronk dari Royal United Services Institute mencatat Su-35 biasanya menembakkan salvo dari enam rudal dengan pencari campuran yang berarti 12 rudal hanya benar-benar menembak dua target secara kredibel.
F-22 bisa terlibat Su-35 dari jauh karena lebih sulit untuk terdeteksi karena kemampuan silumannya, sehingga berpotensi memanfaatkan rudal secara lebih ekonomis.
Sementara untuk perang elektronik Rusia dan AS menggunakan kemampuan perang elektronik paling baru mereka. Keduanya menggunakan state-of-the-art dan hampir sama dalam kemampuan.
RADAR CROSS SECTION
Untuk perspektif, radar cross section Su-35 adalah antara satu hingga tiga meter persegi, atau sekitar ukuran meja makan besar. Sementara radar cross section F-22 seukuran kelereng.
“Su-35 memiliki kemampuan untuk mendeteksi F-22 pada rentang dekat menggunakan IRST (Infa-Red Search and Tracking) dan radar Irbis-E. Sebaliknya, F-22 akan tahu persis di mana Su-35 dari jarak yang sangat jauh dan dapat memposisikan diri guna mengontrol lawan,” tulis Justin Bronk.
Jadi F-22 dan Su-35 membuktikan menjadi dua pesawat dengan bakat yang secara signifikan berbeda. Su-35 membawa rudal lebih banyak dan bisa terbang lebih jauh, dan secara signifikan lebih murah. Su-35 merupakan pengembangan Sukhoi yang terbukti efektif dalam dogfighting tradisional.
Namun F-22 tidak akan menginginkan dogfighting tradisional dan akan memilih untuk bertarung di luar visual dengan menggunakan kemampuan siluman sehingga sulit terdeteksi.