Pada tanggal 4 Mei 1945 salah satu kapal selam paling canggih di dunia merangkak naik ke permukaan untuk menyerang kapal penjelajah Kerajaan Inggris. Dia adlah U-2511, salah satu kapal mengesankan dari Type XXI yang baru. Tetapi kapal tersebut juga mewakili salah satu kegagalan terbesar Third Reich.
Dengan panjang lebih dari 250 kaki dan menggusur bobot 1.620 ton, Type XXI mengemas enam tabung torpedo dengan muatan hidrolik yang mampu menembakan lebih dari 23 torpedo yang tersimpan. Senjata ini bisa mengubah konvoi kapal porak poranda.
Namun, perbaikan yang sebenarnya terjadi jauh di dalam perut U-boat. Ada mesin penggerak bertenaga listrik lanjutan yang memungkinkan kapal selam untuk melakukan perjalanan di bawah air pada kecepatan yang jauh lebih tinggi dan lebih lama dari pada kapal selam sebelumnya.
Ini mungkin kapal perang bawah laut benar-benar modern di dunia. Mesinnya, yang radikal pada masanya, membiarkan kapal tersebut beroperasi terutama saat terendam. Hal ini berbeda dengan kapal selam perang lainnya, yang beroperasi terutama di permukaan dan menyelam dalam waktu singkat untuk menyerang atau melarikan diri.
Tapi beruntung bagi awak kapal penjelajah Inggris karena perang di Eropa baru saja berakhir. Adolf Hitler bunuh diri pada 30 April. Kabar gencatan senjata Eropa juga baru mencapai U-2511 hingga dia tidak menembakkan torpedo-torpedonya di kapal penjelajah dan hanya melakukan serangan pura-pura.
Baik U-2511 maupun kapal saudaranya U-3008 tidak pernah menembakkan sebuah torpedo dalam perang sebenarnya. Tapi kapal Kriegsmarine – angkatan laut Nazi – telah menaruh harapan untuk memenangkan perang angkatan laut pada kapal uap Type XXI ini.
Proyek Type XXI dimulai pada tahun 1943. Jerman berhasil memasuki perang kapal selam di Atlantik, dan bertujuan untuk memblokade dan membuat kelaparan Kerajaan Inggris dari koloninya.
Tujuan Jerman adalah untuk mengepung pulau-pulau Inggris dengan ratusan kapal selam, mencegah apapun untuk masuk atau keluar. Awalnya, strategi ini berhasil. Pada bulan Oktober 1942 saja, U-Boat menenggelamkan 56 kapal dan itu hanya di jalur antara Islandia dan Greenland.
Tapi keberhasilan ini berbalik dengan cepat. Pada tahun 1943 muncul taktik konvoi baru, pesawat patroli radar dan pesawat anti-kapal selam yang menyebabkan masalah serius dengan kapal selam Type VII Jerman.
Kapal selam yang ada di Jerman menjadi rentan terdeteksi dan tenggelam dalam jumlah besar. Mesin listrik mereka-yang digunakan saat berada di bawah air dan diisi ulang dengan diesel di permukaan-tidak mampu membuat kapal berendam lebih dari beberapa jam.
Kapal juga lamban. Benar-benar lambat hingga banyak konvoi bisa mengalahkan mereka. Jika Sekutu mendeteksi kapal selam yang mengintai di bawah air, mereka bisa menunggunya. Pada bulan Mei 1943 saja, Sekutu menghancurkan 43 U-Boat atau 25 persen dari keseluruhan kekuatan kapal selam operasional Jerman.
Pada titik ini, komandan senior militer Hitler dan Jerman menyadari bahwa mereka membutuhkan kapal yang jauh lebih mampu. Hasilnya adalah membangun kapal selam jenis baru yang – secara teori akan mengubah sifat perang di laut.