Perang Dingin melahirkan sejumlah ide senjata aneh baik di Barat dan Uni Soviet yang berusaha mencapai keunggulan strategi mereka.
Salah satunya pada tahun 1950, Inggris memiliki rencana serius untuk menggunakan ayam hidup guna menjaga ranjau darat nuklir.
Ide ini muncul karena dalam pengembangan bom menunjukkan masalah dengan itu cuaca dingin yang ekstrim, akibatnya solusi yang mungkin untuk ini adalah dengan menaruh ayah di casing bom untuk menjaga panas yang cukup guna menjaga ranjau.
Amerika Serikat bertanggung jawab untuk setidaknya tujuh desain senjata nuklir selama Perang Dingin yang kini tampak aneh atau keliru.
Namun AS tidak sendirian dalam membangun sistem persenjataan yang tampaknya masuk akal untuk mendapatkan beberapa jenis keuntungan atas Soviet.
Pada tahun 1950, Inggris merancang sebuah ranjau darat nuklir yang akan ditempatkan di Jerman Barat untuk menghentikan serangan Soviet di seluruh Eropa.
Ranjau darat, dijuluki Operation Blue Peacock, akan dioperasikan dari jarak jauh sehingga bisa diledakkan pada saat dibutuhan.
Tapi senjata memiliki masalah besar. Terkubur di bawah tanah, memungkinkan ranjau tersebut akan menjadi dingin ke titik di mana detonator dapat memicu ledakan nuklir.
Pada tahun 1957, ahli fisika nuklir Inggris menemukan solusi: ayam.
“Ayam-ayam akan dimasukkan dalam casing bom, memberi makanan untuk menjaga mereka hidup dan tidak mematuki kabel,” demikian tulis BBC.
Panas tubuh ayam ‘akan cukup untuk mempertahankan suhu kerja mekanisme memicu itu. Ayam diperkirakan akan bertahan hidup selama seminggu.
Operation Blue Peacock akan menghasilkan ledakan 10-kiloton yang akan menghasilkan kawah 375 kaki dengan diameter, menurut Digest Amerika.
Tingginya potensi kerusakan ini akhirnya menjadikan proyek ranjau ini dibatalkan setelah Inggris menyadari bahwa akan terjadi kerusakan yang sangat besar.
Apalagi mengubur senjata nuklir di wilayah negara sekutu sendiri. Pada 1958, setelah dua prototip dihasilkan, Operation Blue Peacock ditinggalkan.