Berbagai spekulasi telah muncul tentang rencana perjalanan pemimpin Korea Utara Kim Jong un ke Singapura untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Laporan terakhir, Kim tidak akan terbang dengan pesawat kepresidenannya sendiri, tetapi akan menggunakan pesawat milik negara lain.
Stasiun berita Korea Selatan Chosun melaporkan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan saat berada di Korea Utara pada Kamis untuk memastikan tentang rencana KTT sekaligus tentang perjalanan Kim.
Diskusi menghasilkan keputusan bahwa pemimpin muda tersebut akan terbang dengan pesawat milik Singapura atau China. Pesawat akan langsung terbang dari Bandara Internasional Pyongyang ke Bandara Changi atau pangkalan udara terdekat.
Sebelum keputusan ini dibuat, dilaporkan bahwa Kim akan mengunakan pesawat miliknya dan akan mendarat di China terlebih dahulu untuk mengisi bahan bakar. China mengatakan telah menyiapkan pengawalan khusus kepada pesawat Kim saat terbang di wilayahnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, pers telah mengaduk-aduk banyak cerita, beberapa di antaranya cukup sensasional, berkaitan dengan keandalan pesawat Il-62 yang menjadi alat transportasi utama Kim. Pesawat yang dibangun di era Soviet tersebut dinilai akan berisiko untuk digunakan terbang ke Singapura dengan menempuh jarak 3.000 mil. Ada dua pesawat Il-62 yang dimiliki Kim tetapi kemungkinan hanya satu yang telah ditingkatkan kemampuannya.

Pesawawt IL-62 yang digunakan Kim telah menerima sejumlah peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, terutama untuk interior. Salah satu jet paling baru digunakan untuk menerbangkan adik Kim Jong Un ke Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan.
Pesawat itu juga menerbangkan Kim sendiri di luar perbatasan Korea Utara untuk pertama kalinya, menyediakan transportasi untuk kunjungan kejutan ke Dalian, China untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping beberapa minggu yang lalu. Ini menjadi perjalanan pertama Kim ke luar negeri menggunakan pesawat terbang.
Perjalanan itu sangat singkat, hanya beberapa ratus mil. Ini juga menandai kedua kalinya Kim meninggalkan negara itu sejak memimpin negara tersebut. Perjalanan pertama ke Beijing hanya dua bulan sebelumnya di atas kereta lapis baja. Jadi perjalanan ke Singapura bukan hanya menjadi yang terpanjang bagi Il-62 tua, tetapi juga untuk Kim.

Namun gagasan bahwa Kim hanya memiliki Il-62 sebagai pilihan transportasi organik adalah omong kosong. Maskapai penerbangan Korea Utara, Air Koryo, memiliki lebih banyak pesawat modern yang tersedia untuk membawa Kim di samping pesawat Il-62 dan transportasi Il-76 lainnya.
Sepasang Tu-204 diperoleh dalam dekade terakhir adalah pesawat udara paling modern di negara itu yang memiliki jangkauan cukup besar. Perjalanan ke Singapura mungkin akan membutuhkan pemberhentian untuk pengisian bahan bakar, tetapi mereka pasti akan menjadi pilihan yang lebih menarik dan lebih aman daripada Il-62 tua.
Dalam beberapa tahun terakhir pesawat ini jarang terbang untuk waktu yang lama di atas air atau ke lokasi terpencil atau asing, hanya melayani lokal di Rusia dan China secara terjadwal.
Ada risiko pada banyak tingkatan ketika Kim meninggalkan Korea Utara untuk KTT, tetapi jika ada masalah dengan pesaawatnya bisa dengan cepat memicu konflik. Menggunakan pesawat pihak ketiga akan membuat Korea Utara merasa nyaman karena mengurangi banyak kekhawatiran transportasi jarak jauh dan itu akan memberikan beberapa jaminan untuk Amerika dan sekutu-sekutunya bahwa kerusakan tidak akan berubah menjadi krisis internasional yang mengerikan.