Seperti dilaporkan sebelumnya Arab Saudi mengancam Qatar yang berencana membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Ryadh menegaskan tidak segan akan menyerang tetangganya tersebut jika rencanan itu dilanjutkan.
Menanggapi ancaman tersebut Qatar menegaskan tidak akan pernah mempedulikan. Doha menegaskan memiliki hak penuh sebagai negara berdaulat untuk membeli senjata apapun yang mereka butuhkan.
“Kami telah mendengar tentang pernyataan seperti itu di media dunia, tetapi kami di Qatar menegaskan kembali prinsip kedaulatan negara, hak untuk membela diri, dan untuk masuk ke dalam kesepakatan yang sah dengan negara lain. Jadi, jika pernyataan Saudi benar , kami sepenuhnya menolaknya, “kata Duta Besar Qatar untuk Rusia Fahad bin Mohammed Al-Attiyah, berbicara kepada Sputnik Kamis 7 Juni 2018.
“Dunia tidak hidup di era hukum rimba berdasarkan ancaman,” tambah duta besar.
Dia menegaskan Qatar telah secara konsisten bekerja sama dengan pihak Rusia pada banyak masalah, termasuk pertahanan, dan Qatar berusaha memperkuat lingkup ini.
“Tidak seorang pun berhak ikut campur dalam urusan internal Rusia dan Qatar. Ini adalah hak kedaulatan saya menganggap posisi ini [Riyadh] sebagai pelanggaran berat terhadap urusan internal Rusia dan Qatar,” tambah Al-Attiyah.
Sebelumnya media Prancis Le Monde melaporkan bahwa Raja Saudi Salman bin Abdulaziz telah mengirim surat kepada para pemimpin Amerika dan Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, di mana ia memperingatkan tentang kemungkinan ‘aksi militer’ terhadap Doha jika membeli sistem pertahanan udara buatan Rusia.
Para pejabat Saudi belum mengkonfirmasi isi surat Raja Salman yang dilaporkan oleh Le Monde tersebut.
Utusan Qatar untuk Rusia sebelumnya menegaskan bahwa Doha sedang mempertimbangkan pembelian sistem pertahanan udara Rusia, dengan media yang menetapkan bahwa negara Teluk itu tertarik pada sistem pertahanan udara S-400. Kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama teknis militer tahun lalu saat kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ke Doha.
Pekan lalu, Aleksei Kondratyev, wakil ketua Komite Pertahanan dan Keamanan Senat Rusia, mengatakan bahwa jika penjualan S-400 ke Qatar berlangsung, keputusan itu tidak akan terpengaruh oleh oposisi dari Arab Saudi.
Anggota parlemen memperkirakan Riyadh mungkin telah ditekan oleh Washington agar Amerika tidak kehilangan pangsa pasar.
Hubungan antara Riyadh dan Doha runtuh pada Juni 2017 menyusul krisis diplomatik yang mengarah pada blokade pada negara monarki kecil tetapi kaya tersebut.
Empat negara Arab, termasuk Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab telah memutuskan hubungan dan mengembargo Qatar karean menuduh Doha berkontribusi terhadap pembiayaan terorisme internasional. Qatar dengan tegas membantah tuduhan itu