P-51 Mustang Pernah Hampir Comeback Gusur A-10 Warthog

P-51 Mustang Pernah Hampir Comeback Gusur A-10 Warthog

Wikipedia
Wikipedia

Piper PA-48 Enforcer adalah versi modern dari P-51. Ini merupakan gagasan David Lindsay, pendiri produsen Cavalier Aircraft yang membeli hak untuk Mustang pada tahun 1956.

P-51 akhirnya menjadi Turbo Mustang III. Tapi pada tahun 1968, untuk menanggapi upaya Angkatan Udara AS mencari pesawat counterinsurgency (COIN) untuk bertarung di Asia Tenggara, Lindsay memindah Turbo Mustang III ke Piper Aircraft, pembuat pesawat populer seperti Piper Cub. Apa yang muncul pada tahun 1971 adalah PA-48 Enforcer, yang ditawarkan Piper untuk COIN.

Meski pesawat tempur cepat sangat seksi, ide pesawat baling-baling untuk misi COIN cukup masuk akal. Dengan kecepatan lambat memungkinkan mereka untuk berkeliaran di atas hutan guna memberikan dukungan udara menyerang kamp gerilyawan.

Menggunakan pesawat jenis ini juga akan lebih murah dan membutuhkan perawatan yang kurang dibandingkan pesawat bermesin jet.

Sebuah P-51 hanya seharga US$ 51.000 pada tahun 1945, atau sekitar US$675.000 hari ini. Enforcer mungkin akan menelan biaya sekitar satu juta dolar. Bandingkan dengan harga A-10 Warthog yang mencapai US$19 juta setiap bijinya.

Meskipun demikian, Mustang modern adalah pilihan yang menarik. P-51 telah membuat reputasinya di 1944-1945 sebagai pesawat tempur superioritas udara yang cepat, bermanuver dan, yang paling penting, bisa terbang cukup lama untuk mengawal pembom B-17 dan B-24 untuk menyerang jauh ke wilayah yang diduduki Nazi.

Tetapi dengan bingkai yang lebih ringan dan mesin liquid-cooled yang akan seize up jika menyerang, menjadikan pesawat ini tidak ideal untuk serangan darat.

Pesawat yang lebih cocok sebenarnya adalah P-47 Thunderbolt. Sayangnya, Angkatan Udara telah membuang Thunderbolt setelah Perang Dunia II, hingga Mustang yang digunakan untuk serangan darat di Korea, dan mengalami banyak kerugian.

Mengganti mesin dengan Lycoming T55, yang mendukung helikopter CH-47, serta kursi ejeksi dan upgrade lainnya, PA-48 tampak seperti Mustang, tetapi sebagian besar komponen baru.

Pesawat ini memiliki kecepatan maksimum 345 mil per jam, hampir seratus mil per jam lebih lambat dibandingkan P-51. Satu hal lagi pesawat ini akan melakukan pemberondongan ke Viet Cong, tidak dogfighting seperti ketika melawan Messerschmitt di atas Berlin.

Jika P-51 bisa membawa beban bom sekitar seribu pound, PA-48 jauh lebih mampu karena bisa mengusung 6.000 pound bom atau roket. Jumlah ini bahkan mengalakan beberapa jet tempur modern.

Sampai tahun 1970-an, Lindsay dan Piper menawarkan Enforcer bukan hanya sebagai pesawat COIN, tetapi juga sebagai pesawat serang darat utama Amerika. Peran yang dipenuhi oleh A-10.

Salah satu yang ditawarkan adalah bahwa mesin prop akan bisa melakukan seperti perang semak. Tetapi itu berarti mengganti jet sebagai pesawat serang darat utama.

Tidak mengherankan, Angkatan Udara mengatakan tidak. Tapi Lindsay, yang pernah menjadi penerbit surat kabar, terus-menerus melobi Kongres sampai Angkatan Udara memberikan kontrak kepada Piper  senilai US$11,9 juta pada tahun 1981 untuk membangun dua prototipe PA-48 untuk dievaluasi.

Joseph Trevithick dari War is Boring memperoleh salinan laporan pengujian Angkatan Udara melalui Freedom of Information Act menyebutkan penguji menemukan Enforcer mudah untuk dioperasikan dan dipelihara. Mereka juga menyimpulkan pesawat itu kurang bertenaga, tidak memiliki kemampuan manuver dengan beban bom penuh dan terlalu rapuh.

Di sisi lain, dibandingkan dengan A-10, hampir semua sisi pesawat akan terlihat rapuh. Padahal lingkungan pertahanan udara telah menjadi lebih berbahaya sejak Perang Dunia II.

Tidak hanya negara-negara seperti Rusia yang mengerahkan rudal permukaan ke udara yang lebih canggih, , tapi bahkan milisi seperti ISIS dan Hizbullah dilengkapi dengan rudal dan senjata antipesawat. Bahkan F-35 yang memiliki kemampuan siluman pun akan kesulitan dalam lingkungan tempur seperti ini, apalagi pesawat yang dilahirkan pada 1945.

Benar, PA-48 memang akan lebih murah, tetapi juga harus dipertimbangkan bahwa harga nyawa tidak murah. Amerika kehilangan hampir 44.000 personel Army Air Force (prekursor untuk Angkatan Udara AS) di luar negeri selama Perang Dunia II, ditambah lagi 14.000 dalam kecelakaan pelatihan di Amerika Serikat. Lebih dari 40.000 penerbang tewas di medan tempur, dan angka itu bahkan lebih buruk bagi Jerman dan Jepang.

P-51 dianggap berteknologi tinggi pada waktu itu. Tapi pesawat Perang Dunia II dan pilot mereka pada dasarnya adalah peluru terbang, yang akan mengeluarkan begitu banyak amunisi dalam perang besar. Bahkan Operasi Rolling Thunder di Vietnam telah mengorbankan lebih dari 900 pesawat.

Pilot terlatih adalah mahal dan akan sangat mempengaruhi situasi politik ketika ditembak jatuh. Seorang pilot yang jatuh di Serbia atau Suriah akan memiliki dampak diplomatik besar hingga mengapa drone menjadi pesawat pilihan.

Meski pesawat baling baling mungkin berguna untuk organisasi seperti Komando Operasi Khusus melawan perang kecil di lokasi terpencil, Amerika tidak akan mengirim upgrade pesawat Perang Dunia II untuk melawan China atau Rusia.