Tiga pejabat militer Korea Utara dicopot dari jabatannya menjelang pertemuan pemimpin negara tersebut Kim Jong un dengan presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura pada 12 Juni 2018 mendatang.
Pencopotan ini diduga terkait perpecahan di tubuh militer terkait rencana Kim untuk melakukan denuklirisasi di semenanjung tersebut.
Pejabat Amerika, yang berbicara dengan syarat anonimitas memastikan ketiga pejabat militer utama Korea Utara diyakini telah diganti.
Pejabat Amerika percaya ada beberapa pertikaian di militer tentang pendekatan Kim ke Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Pejabat Amerika tidak mengidentifikasi tiga pejabat militer tersebut. Namun Kantor Berita Korea Selatan Yonhap mengidentifikasi mereka sebagai kepala pertahanan Pak Yong-sik; Ri Myong-su, kepala staf umum Tentara Rakyat Korea dan Kim Jong-gak, Direktur Biro Politik Umum KPA.
Trump menginginkan agar Korea Utara melakukan “denuklirisasi,” yang berarti menyingkirkan persenjataan nuklirnya, sebagai imbalan untuk keringanan sanksi ekonomi. Sebagian besar kepemimpinan Korea Utara diyakini tetap menganggap senjata nuklir sangat penting untuk kelangsungan hidupnya.
Mengutip seorang pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya, Yonhap mengatakan No Kwang-chol, wakil menteri pertama dari Kementerian Angkatan Bersenjata, telah menggantikan Pak Yong-sik sebagai kepala pertahanan, sementara Ri Myong-su digantikan oleh deputinya, Ri Yong-gil.
Sebelumnya juga sempat muncul laporan Kim Jong un khawatir akan adanya kudeta saat dirinya melakukan kunjungan ke Singapura untuk bertemu Trump. Sehingga pembersihan sejumlah pejabat militer ini kemungkinan terkait dengan kekhawatiran tersebut.