NATO Siapkan Lagi 30.000 Pasukan dan Ratusan Jet Tempur di Dekat Rusia

NATO Siapkan Lagi 30.000 Pasukan dan Ratusan Jet Tempur di Dekat Rusia

Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO berencana untuk membentuk pasukan cadangan berkekuatan 30.000 personel ditambah ratusan pesawat tempur dan kapal yang siap disebarkan dengan cepat jika terjadi perang dengan Rusia.

Surat Kabar Jerman Die Welt mengutip sumber diplomatik di Brussels melaporkan Minggu 3 Juni 2018 pasukan cadangan ini akan ditambahkan pada Pasukan Respons NATO yang sudah berkekuatan 20.000 personel di Eropa. Pasukan ini dapat dikerahkan dalam 30 hari.

Amerika dilaporkan di belakang ide untuk pasukan cadangan dengan Jerman yang ditugaskan mengambil peran utama dalam formasi tempur baru tersebut.

Para menteri pertahanan anggota NATO diharapkan untuk membahas rencana tersebut ketika mereka bertemu di Brussels minggu depan.

Menurut Die Welt, NATO juga ingin meningkatkan mobilitas tempurnyauntuk dapat dengan cepat memindahkan tank dan senjata berat lainnya ke berbagai tempat yang berpotensi terjadinya konflik.

Inisiatif Uni Eropa

Sebuah laporan oleh komite urusan internasional Parlemen Eropa, yang dijadwalkan akan diterbitkan menjelang latihan militer NATO mendatang di negara-negara Baltik, menyerukan interaksi lebih dekat antara NATO dan Uni Eropa  dan penumpukan militer di jalur timur dan selatan dalam upaya untuk melawan serangan Rusia ke Eropa Timur.

Ada rencana untuk mengerahkan empat pasukan multinasional ke Estonia, Lithuania, Latvia dan juga Polandia. Laporan itu juga menyerukan agar jalan dan jembatan diperbaiki untuk mempercepat penempatan militer.

Respons Rusia

Rusia telah beberapa kali menyatakan keprihatinan serius tentang penumpukan militer NATO di sepanjang perbatasan baratnya. Selama pertemuan Dewan Keamanan Negara pada bulan April 2018 lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa NATO sedang mencoba memprovokasi konflik baru dan membanjiri pengaruh di bekas republik Soviet.

Berbicara di Konferensi Keamanan Munich di Jerman pada bulan Februari, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa “Apa yang dilakukan NATO saat ini tidak ada yang meningkatkan keamanan siapa pun.”

NATO telah membangun kehadiran militernya di Eropa Timur dan kawasan Baltik Baltik sebagai sarana untuk melindungi mereka dari agresi Rusia.

Moskow,  berulang kali membantah tuduhan bahwa pihaknya berencana menyerang anggota Aliansi Atlantik Utara dan menegaskan bahwa NATO memicu ketakutan Rusia untuk meningkatkan kehadiran militernya di sepanjang perbatasan Rusia.