Ketika memikirkan “kapal selam cebol” dalam Perang Dunia II, Jepang yang akan hadir dalam pikiran. Wajar saja karena mereka memainkan peran dalam serangan terhadap Pearl Harbor . Namun Jerman dan Italia ternyata juga mengerahkan kapal selam midget selama perang besar tersebut.
Tak satu pun dari selam ini yang bisa membunuh banyak kapal lawan dibandingkan rekan-rekan mereka yang lebih besar.
Salah satu alasan utama adalah kapal selam cebol tidak memiliki kecepatan tinggi. Bahkan salah satu kapal selam paling sukses Jerman hanya dapat mencapai kecepatan permukaan tertinggi tujuh knot.
Mereka juga tidak memiliki daya tahan. Namun kapal selam cebol dibangun karena memiliki sejumlah keuntungan yakni mereka sulit ditemukan, lebih sulit dibunuh, dan tidak banyak membutuhkan bahan bakar dan personel.
Kapal selam midget Jerman yang paling sukses adalah Seehund, yang memiliki kecepatan puncak tertinggi tiga knot saat terendam. Bisa berlayar sekitar 300 mil dan membawa dua torpedo. Kapal selam ini berhasil menenggelamkan kapal barang dari pantai Great Yarmouth, tetapi jarang terlibat pertempuran dengan kapal perang.
Italia, di sisi lain, mengklaim memiliki kapal selam cebol paling sukses dari Perang Dunia II. Pada 18 Desember 1941. Sebanyak tiga torpedo manusia, yang pada dasarnya merupakan versi primitif dari kendaraan pengiriman personel hari ini, menyusup ke pangkalan angkatan laut Inggris di Alexandria, Mesir.
Frogmen Italia, di bawah komando Luigi Durand de la Penne, menggunakan torpedo manusia untuk menempatkan ranjau di kapal perang HMS Ratu Elizabeth dan HMS Valiant, serta perusak Inggris dan kapal tanker Norwegia.
Kedua kapal perang tersebut rusak parah hingga tidak beraksi selama berbulan-bulan. De la Penne kemudian dihormati oleh Angkatan Laut Italia dengan digunakan untuk menamai sebuah destroyer miliknya.
