Presiden Bashar al-Assad mengatakan Amerika Serikat harus belajar dari apa yang didapat di Irak dan menarik diri dari Suriah. Assad berjanji untuk merebut daerah-daerah di negara yang dipegang oleh milisi yang didukung Amerika melalui negosiasi atau paksa.
Dalam sebuah wawancara dengan Russia Today, Assad mengatakan pemerintah telah “mulai membuka pintu untuk negosiasi” dengan Pasukan Pembebasan Suriah atau Syrian Democratic Forces (SDF), sebuah aliansi milisi Kurdi yang didominasi yang mengontrol bagian dari Suriah utara dan timur di mana pasukan Amerika ditempatkan.
“Ini adalah opsi pertama. Jika tidak, kami akanmembebaskan daerah-daerah itu dengan kekerasan. Kami tidak punya pilihan lain, dengan Amerika atau tanpa Amerika,” katanya. “Amerika harus pergi, entah bagaimana mereka akan pergi”.
“Mereka datang ke Irak tanpa dasar hukum, dan melihat apa yang terjadi pada mereka. Mereka harus belajar dari pengalaman. Irak tidak terkecuali, dan Suriah tidak terkecuali. Orang tidak akan menerima orang asing di wilayah ini lagi,” katanya.
Menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang sebutan “Assad Hewan”, pemimpin Suriah itu mengatakan: “Apa yang Anda katakan adalah apa yang Anda lakukan”. Trump menyebut Assad hewan setelah diduga melakukan serangan gas beracun di kota yang dikuasai pemberontak dekat Damaskus pada April.
Assad menegaskan kembali membantah serangan di kota Ghouta di sebelah timur Douma itu dilakukan oleh pemerintah. Dia mengatakan bahwa pemerintah tidak memiliki senjata kimia dan tidak akan tertarik untuk melakukan serangan seperti itu.
Serangan Douma memicu serangan rudal di Suriah oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis yang mereka katakan ditujukan pada program senjata kimia Assad.
Assad telah merebut kembali banyak wilayah Suriah dengan dukungan militer dari Rusia dan Iran dalam konflik yang dimulai pada tahun 2011.
Namun sejumlah daerah tetap berada di luar kendalinya terutama di di perbatasan dengan Irak, Turki dan Yordania.
Israel, yang sangat khawatir dengan pengaruh Teheran di Suriah, awal bulan ini mengatakan telah menghancurkan puluhan situs militer Iran di Suriah, setelah pasukan Iran menembakkan roket ke wilayah yang dikuasai Israel untuk pertama kalinya.
Milisi yang didukung Iran termasuk Hizbullah Libanon telah memainkan peran besar dalam mendukung Assad selama konflik. Pengawal Revolusi Iran juga telah dikerahkan di negara itu.
Assad mengatakan kehadiran Iran di Suriah terbatas pada pelatih yang membantu tentara Suriah. Ketika ditanya apakah ada yang bisa dilakukan Suriah untuk menghentikan serangan udara Israel, Assad mengatakan:
“Satu-satunya pilihan adalah meningkatkan pertahanan udara kami, ini adalah satu-satunya hal yang dapat kami lakukan, dan kami melakukan itu”.