Kim Jong un yang selama ini dikenal sebagai diktator dikabarkan menangis karena memikirkan rakyatnya. Bahkan tangisan itu direkam dan ditampilkan di depan para pejabat tinggi Partai Pekerja Korea. Benarkah?
Menurut seorang pembelot yang berbicara dengan surat kabar nasional Jepang Asahi Shimbun, video itu dikatakan telah muncul pada bulan April dan mungkin merupakan pesan resmi dari Kim kepada Partai Pekerja yang berkuasa di negara itu.
Sang pembelot memberi tahu Asahi Shimbun bahwa dia mengetahui video seorang pendukung Kim yang masih kontak dengannya.
Kesaksian pembelot Korea Utara terkenal tidak dapat diandalkan, menurut Song Jiyoung, yang telah mewawancarai Korea Utara sebagai peneliti hak asasi manusia sejak 1999. Mereka bicara karena sekadar untuk mendapat bayaran “Praktik standar di lapangan selama bertahun-tahun,” tulis Song di The Guardian pada tahun 2015.
Seorang pejabat pemerintah Korea Selatan dari Kementerian Unifikasi mengatakan bahwa pembayaran dapat bervariasi dari US$ 50 hingga $ 500 per jam, tergantung pada “kualitas” dari informasi yang dibagikan, menurut Guardian.
Menurut Song hal ini mendorong permintaan untuk cerita yang laku: “yang lebih eksklusif, mengejutkan atau emosional, semakin tinggi biayanya.”
Menurut sebuah film dokumenter oleh jurnalis RT Amerika, Anya Parampil, pada tahun 2017, pemerintah Korea Selatan melipatgandakan bayarannya untuk pembelot dengan “informasi rahasia atau sensitif,” hingga US$ 860.000.
Banyak kesaksian dari pembelot Korea Utara telah hancur berantakan. Song mengutip beberapa kasus yang kisah tingkat tinggi yang membantu membentuk kebijakan internasional di Amerika Serikat dan buku bestseller “Escape from Camp 14.” Namun, sebagian besar klaim tidak diverifikasi, karena masuk ke Korea Utara untuk memeriksa fakta adalah hal yang sangat sulit.
Korea Utara telah merundingkan kemungkinan pertemuan dengan Amerika Serikat pada saat video itu muncul. Pada bulan April, Kim melakukan kunjungan di luar negeri, menempatkan denuklirisasi di meja perundingan dengan Beijing, Seoul dan Washington.
Menurut pembelot itu, video itu mungkin dimaksudkan untuk meyakinkan para pejabat negara itu untuk menerima hasil KTT AS-Korea Utara, yang semula ditetapkan untuk 12 Juni di Singapura. KTT sempat benar-benar diragukan apakah akan benar-benar terjadi setelah terjadi perbantahan retorika oleh kedua belah pihak. Namun sekarang rencana itu sedang bergerak lagi.
Washington mengumumkan akan menarik dari KTT setelah pejabat Korea Utara yang membuat komentar menghina pejabat Amerika
Amerika juga menuduh bahwa Korea Utara tiba-tiba memutus komunikasi terkait rencana untuk KTT. Namun, setelah pertemuan tindak lanjut mengejutkan antara Kim dan Presiden Korea Selatann Moon Jae In pada hari Sabtu, Presiden Amerika Donald Trump kembali menyatakan kesediaannya untuk bertemu.