Rusia akan mengembangkan sistem peperangan elektronik atau Electronic Warfare Systems baru berdasarkan data yang diperoleh selama mempelajari rudal jelajah Tomahawk Amerika yang berhasil didapatkan dari Suriah. Rudal tersebut telah dibawa ke Rusia untuk dipelajari.
Vladimir Mikheev, seorang penasihat Wakil Direktur Utama KRET Rusia, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sputnik pengembangan diharapkan akan selesai dalam tiga tahun ke depan.
Seperti pernah dilaporkan sebelumnya militer Suriah menemukan dua rudal Tomahawk yang tidak meledak setelah serangan rudal besar-besaran terhadap Suriah oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis pada 14 April. Rudal itu kemudian mereka serahkan ke Rusia.
“Atas dasar pengalaman ini [serangan rudal oleh koalisi Barat di Suriah], tugas-tugas teknis untuk pekerjaan baru sedang dipersiapkan sekarang. Mereka akan mempertimbangkan semua informasi yang diperoleh untuk membantu kami membangun prototipe sistem peperangan elektronik baru,” kata Mikheev Selasa 29 Mei 2018.
“Memiliki rudal [Tomahawk] ini, kita dapat dengan jelas memahami saluran komunikasi apa yang digunakan, informasi dan kontrol, navigasi dan jangkauan yang ditemukannya. Dan mengetahui semua parameter ini, kita akan dapat lebih efektif melawan rudal jelajah ini di semua tahap pertempuran, “tegasnya.
Berbicara tentang kerangka waktu untuk pengembangan sistem baru, Mikheev mencatat bahwa sesuai dengan persyaratan negara, siklus pengembangan penuh pada sistem peperangan elektronik membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun.
KRET (Concern Radio-Electronic Technologies) adalah sebuah perusahaan induk di dalam kelompok Rostec milik negara Rusia yang mengembangkan dan memproduksi peralatan radio elektronik untuk militer, penerbangan dan radio elektronik sipil.