Thailand menerima jet tempur taktis F-5ST Super Tiger pertama yang dipersenjatai dengan fitur operasional generasi terbaru.
Angkatan Udara Thailand berencana akan menerima 14 jet tempur yang setara dan bahkan melebihi pesawat tempur generasi keempat.
Menurut pernyataan Angkatan Udara Thailand prototipe jet tempur F-5ST Super Tiger, yang telah dimodifikasi oleh Elbit Systems dengan perangkat lunak dan perangkat keras baru telah diluncurkan.
Upgrde Elbit Systems mengubah F-5 Tiger menjadi platform yang kuat dengan kemampuan setara dengan jet tempur generasi keempat plus.
Pesawat dilengkapi dengan radar modern dan kuat, suite EW yang canggih, glass cockpit, kemampuan serangan darat yang sangat akurat, rudal udara ke udara canggih dan Helmet Mounted Display milik Elbit Systems. Dengan kemampuan ini Super Tiger diyakini dapat bersaing dengan platform modern dan canggih lainnya.
Dengan peningkatn ini F-5ST sekarang naik kelas dari semula jet tempur generasi ketiga kini menjadi generasi keempat .
Kontrak Elbit dengan pemerintah Thailand, yang ditandatangani pada bulan Agustus 2017, bernilai US$ 96 juta. Rafael Advanced Defense Systems Israel juga terlibat dalam proyek ini sebagai subkontraktor.
Jam pesawat terbang telah meluas dari 7.200 menjadi 9.600 jam. Hal ini akan memungkinkan F-5 bertahan dalam layanan Thailand selama 15 tahun lagi.
F-5 yang dibangun Northrop dikenal sebagai pesawat kecil yang sangat sukses. Prototipe pertama terbang pada Mei 1963 dan kemudian membentuk basis keluarga pesawat perang besar.
Pesawat ini adalah alternatif yang lebih murah untuk jet tempur besar, dan diekspor ke banyak sekutu Amerika. Canadair kemudian membangun CF-5A / D dan NF-5A / B untuk Angkatan Udara Kanada dan Belanda.
Pesawat juga digunakan Botswana, Turki dan Venezuela. Selain itu, Korea Selatan, Brasil, Yunani, Iran, Maroko, Norwegia, Filipina, Arab Saudi, Spanyol, Taiwan, Thailand, Turki, Venezuela, dan Yaman semuanya saat ini mengoperasikan F-5 generasi pertama.
Pesawat kemudian ditingkatkan menjadi F-5E / F Tiger II yang dikembangkan dari F-5A / B untuk dijual ke sekutu AS. Prototipe F-5E pertama terbang pada Agustus 1972 dan diikuti oleh sekitar 1.200 jet yang produks. F-5E satu kursi dan F-5F kursi ganda dijual ke 20 angkatan udara.
F-5E juga dirakit di bawah lisensi di Taiwan dan Korea Selatan. Tiger II digunakan Bahrain, Brasil, Chili, Honduras, Indonesia, Iran, Yordania, Kenya, Malaysia, Meksiko, Arab Saudi, Singapura, Swiss, Taiwan, Thailand, Tunisia, Korps Marinir dan Angkatan Laut Amerika dan Yaman.
Sementara varian F-5E untuk pengintaian dioperasikan oleh Angkatan udara Malaysia yang dikenal sebagai RF-5E Tigereye, Singapura (RF-5S) dan Taiwan (RF-5E Tigergazer).