Moskow dikabarkan diam-diam telah melakukan uji coba sistem rudal anti udara terbaru S-500 yang suskes. Namun laporan justru muncul di media Amerika, CNBC yang mengutip sumber intelijen Amerika Serikat.
“Militer Rusia secara diam-diam telah melakukan uji coba rudal permukaan ke udara terjauh di dunia menggunakan sistem S-500 Prometey yang baru,” tulis CNBC Kamis 24 Mei 2018.
Menurut outlet berita tersebut, selama pengujian sistem rudal S-500 berhasil mencapai target sejauh 299 mil atau sekitar 481 km. Angka ini 50 mil lebih jauh dari yang diperkirakan semula.
Namun, sumber-sumber itu tidak menyebutkan waktu dan tempat yang tepat di mana tes ini dilaporkan terjadi.
Kementerian Pertahanan Rusia dan Almaz-Antey, perancang senjata, belum membuat pernyataan resmi tentang status dari program S-500 atau uji coba tersebut.
S-500 Prometey adalah sistem rudal permukaan ke udara baru yang diharapkan akan diadopsi oleh militer Rusia pada tahun 2020.
Banyak dari spesifikasi S-500 tetap dirahasiakan hingga saat ini, informasi yang tersedia secara publik menunjukkan bahwa sistem ini akan mampu mencegat dan menyerang berbagai sasaran, termasuk pesawat drone, pesawat konvensional dan siluman, dan senjata hipersonik.
Kompleks anti-udara ini akan menggunakan rudal jarak jauh 40N6 yang mampu mencapai target hingga 155 mil jauhnya dan bahkan menyerang target di ruang dekat yaitu di ketinggian lebih dari 60 mil.
Sebelumnya dilaporkan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan upaya lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan alat perang anti-presisi dan meminta untuk mempersiapkan produksi sistem rudal S-500.
“Salah satu tugas utama adalah untuk meningkatkan cara perang anti-presisi. Hal ini perlu untuk mengembangkan dan membangun fondasi teknologi di bidang pertahanan udara, melanjutkan modernisasi sistem Pantsir, menyelesaikan pengembangan dan persiapan untuk produksi massal dari S-500 yang mampu mencapai target di ketinggian super-tinggi, termasuk ruang angkasa di dekat bumi,” katanya pada pertemuan dengan petinggi dan eksekutif perusahaan sektor pertahanan Rusia Selasa 15 Mei 2018.