Setelah Habiskan Rp131 Triliun untuk Rafale, India Siapkan Rp21 Triliun untuk Upgrade Jaguar
Jaguar India

Setelah Habiskan Rp131 Triliun untuk Rafale, India Siapkan Rp21 Triliun untuk Upgrade Jaguar

Angkatan Udara India (IAF), baru sajamenghabiskan US$ 9,2 miliar atau sekitar Rp131 triliun untuk membeli 36 pesawat tempur Rafale. Kini mereka mendekati kesepakatan untuk upgrade 80 jet tempur Jaguar yang sudah tua dengan anggaran diperkirakan mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp21 triliun.

Proyek yang lama tertunda ini, kembali dibangkitkan pada April 2018 lalu. Upgrade meliputi penggantian mesin Jaguar yang selama ini jadi kelemahan karena kurang tenaga.

Selain itu pesawat tua ini juga akan mendapatkan avionik state-of-the-art untuk meningkatkan kemampuan serangan darat secara lebih akurat, mencapai target maritim jauh di laut, dan memenangkan pertempuran udara dengan jet tempur musuh. Selama satu dekade, proposal upgrade Jaguar telah terhenti karena masalah biaya.

Honeywell awalnya ditunjuk untuk bertanggung jawab “mengolah ulang” Jaguar, dan perusahaan Amerika ini menyebut angka US$ 2,5-3 miliar untuk mengupgrade pesawat termasuk memasang mesin F-125IN baru di 80 Jaguar.

Tetapi sekarang, kebuntuan itu terpecahkan.  Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) telah dinominasikan sebagai integrator utama, sementara Honeywell melangkah mundur ke peran yang lebih terbatas sebagai pemasok mesin. HAL akan membeli mesin F-125IN dari Honeywell dan memasangnya di Jaguar, menggantikan mesin Rolls-Royce Adour 811 yang digunakkan sekarang.

Dari 145 Jaguar yang dibangun HAL untuk IAF, hanya 119 yang saat ini masih terbang, terdiri dari enam skuadron dengan masing-masing sekitar 20 jet tempur. Pilot Angkatan Udara India selama ini mengeluhkan mesin pesawat yang kurang bertenaga. Bahkan mereka kerap mengolok-olok pesawat dengan menyebut Jaguar bisa terbang karena bumi ini bulat dan kelengkungannya tanah jauh di bawah pesawat.

Mesin lama Rolls-Royce Adour 811 memiliki daya dorong kering 25 kiloNewton dan 37,5 kN dengan afterburner. Sementara F-125IN  memiliki 27,7 kN daya dorong kering dan 43,8 kN dengan afterburner.

Kepala HAL, T Suvarna Raju, mengklaim bahwa perusahaannya dapat melakukan pekerjaan itu dengan lebih mudah, dan murah, daripada Honeywell, setelah membangun lebih dari 145 Jaguar di bawah lisensi selama bertahun-tahun.

“Instalasi F-125IN membutuhkan 10-12 modifikasi yang relatif kecil. HAL dapat menangani ini dengan mudah, “katanya.

Honeywell akan membutuhkan 36 bulan untuk mesin F-125IN mulai bergulir dari jalur produksi, tetapi HAL ingin melanjutkan dengan integrasi mesin, menggunakan dua mesin yang telah dibangun Honeywell sebelumnya ketika perusahaan Amerika tersebut memiliki peran utama.

Raju mengatakan dia baru saja bepergian ke fasilitas Honeywell di Phoenix, Arizona, untuk memastikan bahwa mereka mendapat manfaat dari beberapa tahun kerja yang telah mereka lakukan untuk mengintegrasikan F-125IN ke Jaguar.

80 jet tempur Jaguar ini nantinya akan terus terbang hingga 2035-2040  dengan masing-masing pesawat membutuhkan dua mesin, dan cadangan pemeliharaan tambahan 40 mesin hingga HAL akan membutuhkan 200 mesin F-125IN dari Honeywell.

Para ahli industri kedirgantaraan memperkirakan harga satu mesin mencapai US$ 5-6 juta yang menjadikan Honeywell sedikitnya akan menerima uang US$1 miliar. Biaya yang tersisa akan dikeluarkan guna mengintegrasikan mesin ke armada