Site icon

Laporan Terbaru, Amerika Habiskan Rp39.700 Triliun untuk Perang Teror

Pasukan AS di Afghanistan / CBS

Amerika telah menghabiskan uang sekitar US$2,8 triliun atau sekitar Rp39.700 untuk apa yang mereka sebut sebagai Perang Teror yang dikobarkan pasca serangan 9/11.

Angka ini terungkap berdasarkan analisis terbaru dari lembaga non partisan Stimson Center, sebuah lembaga pemikir yang fokus pada masalah keamanan.

Sebuah kelompok studi di Stimson Centermenemukan bahwa pengeluaran kontraterorisme mencapai puncak pada tahun 2008 dengan menghabiskan US$ 260 miliar. Tahun ini merupakan puncak perang di Afghanistan dan Irak.

Pengeluaran kemudian menurun hingga US$ 175 miliar pada tahun 2017, meskipun itu masih lebih dari 10 kali jumlah yang dibelanjakan pada tahun 2001. Perang Teror menyumbang 14% dari pengeluaran diskresioner pada tahun 2017 yang turun dari puncak 22% pada tahun 2008.

Sebagaimana dilaporkan Business Insider Kamis 24 Mei 2018, dari total US$ 2.8 triliun, biaya darurat Departemen Pertahanan dan Operasi Luar Negeri mencapai angka tertinggi yakni US $ 1.7 triliun, atau 60%  dari total angaran. Sementara pengeluaran untuk keamanan dalam negeri menyumbang US$ 979 miliar, atau 35%.

Anggaran lain yang berhubungan dengan perang di Departemen Luar Negeri dan USAID mencapai US$ 138 miliar atau 5% dan bantuan luar negeri lainnya berjumlah US$ 11 miliar atau kurang dari setengah persen.

Perkiraan, yang mencakup tahun 2002 hingga 2017 disertai dengan pernyataan bahwa biaya sebenarnya bisa jauh lebih tinggi atau sebaliknya bisa lebih rendah.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan akhir tahun lalu, Institut Watson untuk Urusan Internasional dan Publik di Universitas Brown menempatkan total pengeluaran yang berkaitan dengan perang, termasuk kewajiban masa depan untuk veteran, mencapai US$ 5,6 triliun yang berarti menggandakan perkiraan Stimson.

Kesulitan dalam menhgitung biaya perang terhadap teror, para analis Stimson menulis, adalah bahwa Amerika tidak memiliki definisi tunggal serta definisi kontraterorisme yang stabil. Hal ini membuat perhitungan yang jelas tentang biaya berbagai upaya proyek kontraterorisme menjadi kompleks.

Para analis Stimson menetapkan definisi pengeluaran kontraterorisme mencakup “semua operasi OCO [Overseas Contingency Operations] yang berkaitan dengan perang , dan pengeluaran tambahan darurat, semua pembelanjaan yang terkait dengan keamanan dalam negeri sebagaimana didefinisikan oleh OMB [Office of Management and Budge ] Indeks keamanan dalam negeri; dan semua bantuan luar negeri khusus dibuat untuk kontra terorisme.

Satu masalah yang dihadapi para analis adalah bahwa pemotongan dana kontraterorisme lintas instansi pemerintah dan termasuk program di berbagai bidang yang beragam seperti pertahanan, pendidikan dan penelitian medis.

Dan bahkan dalam satu agensi pun, dana dapat tersebar hingga sulit dilacak. Di dalam Pentagon, akun Overseas Contingency Operations di luar anggaran sangat bermasalah, karena digunakan untuk membayar perang di Irak dan Afghanistan, tetapi juga untuk berbagai program lain yang mungkin tidak terkait dengan kontraterorisme. Program-program rahasia juga sulit untuk dihitung.

Exit mobile version