Kementerian Luar Negeri Rusia telah mencatat bahwa situasi di Semenanjung Korea adalah masalah bagi seluruh agenda internasional dan ketika Amerika mengancam menerapkan skenario Libya di wilayah tersebut maka akan sangat berbahaya.
“Faktanya adalah, ketika Amerika mengancam Korea Utara dengan ‘skenario Libya,’ mereka mengancam tidak mengancam semua orang, seluruh wilayah. Dan ini didasarkan pada sejarah skenario Libya,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova Rabu 23 Mei 2018.
Komentar juru bicara itu merujuk pada pernyataan terbaru yang dibuat oleh penasehat keamanan nasional Presiden Donald Trump, John Bolton, yang mengatakan bahwa Washington menganggap Libya sebagai contoh bagaimana menangani kemungkinan pembicaraan dengan Korea Utara mengenai program nuklirnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mencatat bahwa Rusia telah merencanakan sejumlah tindakan, yang bertujuan untuk menyelesaikan situasi di Semenanjung Korea.
“Masalah Korea harus diselesaikan secara aktif, ini adalah apa yang kami lakukan. Saya belum bisa memberikan rinciannya, tetapi saya dapat mengatakan bahwa pihak Rusia telah merencanakan sejumlah tindakan, termasuk kontak pada garis dan arah penyelesaian situasi di wilayah tersebut dalam konteks situasi di Semenanjung Korea, ” kata Maria Zakharova sebagaimana dilaporkan Sputnik.
Sementara itu, Gedung Putih melanjutkan persiapan untuk rencana pertemuan Presiden Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura pada 12 Juni. Namun, pada Selasa presiden Amerika menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa pembicaraan tidak akan terjadi .
Pertemuan bersejarah Amerika-Korea Utara mendatang terancam setelah Pyongyang menunda pembicaraan dengan Korea Selatan mengenai latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Seoul dan Washington. Meskipun Korea Utara memperingatkan, Seoul mengatakan akan melanjutkan latihan militer bersama dengan Washington
