More

    Tiga Hari, 65 Orang di Karachi Tewas Karena Gelombang Panas

    on

    |

    views

    and

    comments

    Hanya dalam tiga hari, gelombang panas menewaskan 65 orang di Kota Karachi, Pakistan selatan. Badan kesejahteraan sosial negara tersebut mengatakan pada Selasa 22 Mei 2018 ada kekhawatiran akan jumlah korban tewas akan terus meningkat akibat suhu tinggi terus berlangsung.

    Gelombang panas itu bertepatan dengan pemadaman listrik dan bulan suci Ramadan, ketika sebagian besar Muslim tidak makan atau minum selama siang hari. Suhu mencapai 44 derajat celcius pada Senin.

    Faisal Edhi, pengelola Yayasan Edhi, yang mengelola kamar mayat dan layanan ambulans di kota terbesar Pakistan itu, mengatakan, kematian terjadi sebagian besar di daerah miskin Karachi.

    “Enam puluh lima orang tewas selama tiga hari belakangan,” kata Edhi, “Kami memiliki mayat di penyimpanan dingin kami dan dokter mengatakan mereka meninggal karena pitam panas.” Juru bicara pemerintah tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

    Namun, Menteri Kesehatan Provinsi Sindh, Fazlullah Pechuho mengatakan kepada surat kabar “Dawn” berbahasa Inggris bahwa tidak ada yang meninggal akibat pitam panas.

    “Hanya dokter dan rumah sakit yang dapat memutuskan apakah penyebab kematian adalah pitam panas atau tidak. Saya dengan tegas menolak bahwa orang-orang telah mati karena pitam panas di Karachi,” kata Pechuho sebagaimana dikutip.

    Meskipun demikian, laporan kematian akibat pitam panas di Karachi akan menimbulkan kegelisahan di tengah kekhawatiran pengulangan gelombang panas pada peristiwa 2015, ketika kamar mayat dan rumah sakit kewalahan dan setidaknya 1.300 orang yang kebanyakan orang tua dan sakit meninggal karena panas yang membakar.

    Pada 2015, kamar mayat Edhi kehabisan ruangan pendingin setelah sekitar 650 mayat dibawa dalam ruang tersebut beberapa hari. Ambulans meninggalkan mayat yang membusuk di luar dalam panas terik.

    Pemerintah provinsi telah meyakinkan penduduk bahwa tidak akan ada pengulangan peristiwa 2015 dan sedang bekerja untuk memastikan mereka yang membutuhkan perawatan menerima perawatan cepat.

    Edhi mengatakan sebagian besar yang tewas dan dibawa ke kamar mayat adalah pekerja pabrik kelas pekerja yang berasal dari daerah Landhi dan Korangi yang berpenghasilan rendah di Karachi.

    “Mereka bekerja di sekitar pemanas dan ketel di pabrik-pabrik tekstil dan berada selama delapan hingga sembilan jam (pemadaman listrik terjadwal) di daerah-daerah ini,” katanya.

    Suhu diperkirakan tetap di atas 40 derajat Celsius hingga Kamis, demikian laporan media setempat.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this