Katyusha, Lolongan Stalin Yang Masih Mengamuk di Yaman
Katyusha

Katyusha, Lolongan Stalin Yang Masih Mengamuk di Yaman

Seperti dilaporkan sebelumnya lima orang dilaporkan tewas dan 22 orang terluka oleh misil Houthi yang ditembakkan di Kota Marib, Yaman, yang berada di bawah kendali pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.

Kantor berita SABA melaporkan milisi Houthi menyerang dengan menggunakan misil Katyusha yang menargetkan pasar yang ramai di pusat Kota Marib. Rudal tua yang lahir pada era Perang Dunia II ini ternyata masih terus menebar maut.

Mendengar atau membaca kata Katyusha akan membawa pikiran pada peluncur roket mematikan yang digunakan Uni Soviet pada Perang Dunia II. Peluncur roket ini digunakan secara luas di seluruh perang dan dikenal menjadi sebuah pukulan kuat bagi musuh.

Secara teknis Katyusha ditunjuk sebagai Multiple Launch Rocket Systems (MLRS). Senjata ini  benar-benar bisa memberi hujan neraka pada musuh hanya dalam hitungan detik.

Soviet mampu membangun keseimbangan antara daya tembak, mobilitas, akurasi dan efektivitas biaya ketika merancang sistem ini. Semua itu yang akhirnya berperan mendorong senjata ini menjadi begitu terkenal di seluruh dunia.

bm13-katyusha_4

 Perkembangan Awal

Perkembangan Katyusha dimulai sejak 1938, ketika Jet Propulsion Research Institute (RNII) di Leningrad diberi wewenang untuk mengembangkan MLRS. Awal pengujian skala besar dimulai pada akhir tahun 1938 yang gagal untuk mengesankan cabang artileri Soviet karena memiliki banyak kekurangan. Setelah diperbaiki pada tahun 1940 Katyusha akhirnya diproduksi dalam jumlah terbatas.

Nama Katyusha sendiri muncul dari cerita unik. Keberadaan senjata masih rahasia sampai setelah perang. Jadi selama perang, senjata ini ditandai dengan huruf K yang diambil dari Kostikov yang membuatnya.

Kemudian pasukan Tentara Merah menjulukinya Katyusha yang sebenarnya adalah sebuah lagu patriotik yang disusun Mikhail Isakovsky. Nama Katyusha akhirnya menjadi nama resmi dari peluncur roket sejak itu.

Senjata ini mengeluarkan suara lolongan yang sangat keras ketika dipecat dan tata letak roket pada peluncur menyerupai organ gereja. Hal ini menjadikan tentara Jerman menjulukinya sebagai ‘Stalin’s Organ‘karena menghasilkan suara ratapan saat sedang diluncurkan dan memunculkan ketakutan pada mereka.

Senjata itu sangat rahasia sehingga hanya personel khusus dari polisi negara NKVD dan anggota partai dipercaya yang dilatih dan diizinkan untuk mengoperasikannya. Tapi karena memasuki produksi massal, pembatasan akhirnya dicabut dan senjata diberikan untuk seluruh pasukan tentara Soviet.

Next: Kemampuan