6. Pertempuran Fallujah Kedua
Pertempuran Fallujah Kedua adalah pertempuran paling berdarah yang dialami pasukan Amerika di seluruh konflik Irak dan pertempuran paling mematikan bagi Korps Marinir sejak Kota Hue pada tahun 1968. Dari November hingga Desember 2004, pasukan gabungan Amerika, Inggris, dan pemerintah Irak bertempur untuk membersihkan gerilyawan di provinsi Anbar yang jadi kubu mereka.
Diperkirakan 4.000 pejuang musuh berada di kota ketika pertempuran dimulai – bahkan diduga bahwa tokoh Al Qaeda Abu Musab al-Zarqawi menggelar markasnya di sana. Mereka membentengi pertahanan mereka sebelum serangan, menyiapkan lubang laba-laba, perangkap, dan menyembunyikan IED di seluruh kota. Mereka menciptakan bom-bom propana yang tersembunyi di gedung-gedung, memotong akses dan merancang medan-medan tempur di mana mereka percaya pasukan koalisi akan bermanuver.
Hampir 70% dari penduduk sipil melarikan diri dari kota hingga mengurangi korban sipil dan memungkinkan pasukan koalisi untuk meluncurkan serangan mereka. Pasukan Angkatan Darat, Marinir Amerika, dan Irak menyerang dengan serangan udara, diikuti oleh penyisipan Marinir dan Angkatan Laut yang melibas rintangan. Pertempuran berlangsung selama enam minggu.
Pada akhir Desember, 82 tentara AS tewas dengan 600 lainnya terluka. Pasukan Inggris dan Irak menderita 12 tewas dengan 53 lainnya luka-luka. Lebih dari 2000 pemberontak terbunuh sementara 1200 lainnya ditangkap.
5. Pertempuran Sangin
Pertempuran Sangin adalah salah satu kampanye paling mematikan dalam Operation Enduring Freedom. Lembah Sungai Sangin adalah benteng Taliban dan dianggap sebagai pusat produksi opium.
Pada tahun 2010, Marinir Amerika Serikat menggantikan pasukan Inggris di Sangin dan memulai kampanye mematikan untuk membersihkan kehadiran pemberontak di wilayah tersebut. Kontra pemberontakan berlangsung selama empat tahun, dan selama ini Marinir menderita korban tingkat tertinggi yang terlihat selama konflik 17 tahun di Afghanistan.
IED memenuhi lanskap, membunuh atau melukai ratusan pasukan. Selama puncak pertempuran, ada kontak harian dengan musuh hanya beberapa meter.
Pada bulan Oktober 2010, Batalion ke-3 Marinir ke-5 memulai tur tujuh bulan yang akan membunuh puluhan dari mereka dan melukai ratusan lainnya. Tapi Marinir membuat kemajuan dalam memperluas perimeter keamanan mereka dan membersihkan Highway 611, yang memungkinkan untuk transportasi dan operasi unit masa depan.
Pada tahun 2012, Sangin berubah dari medan perang menjadi kota pedesaan yang berkembang, tetapi harus dibayar dengan lebih dari 100 jiwa orang Inggris dan Amerika dan ratusan lainnya terluka. Taliban terus berjuang untuk Sangin, dan hari ini, wilayah tersebut tetap dalam pertikaian.
4. Operasi Bolo
Operasi Bolo adalah pertempuran udara terbesar dalam Perang Vietnam dan salah satu aksi penyergapan paling sukses dalam sejarah militer.
Pada bulan-bulan terakhir tahun 1966, armada Mig-21 Fished Vietnam Utara telah menjadi lebih aktif dan sukses dalam mencegat F-105 Thunderchief Angkatan Udara Amerika Serikat.
F-105 adalah pembom-pembom supersonik dengan misi menghancurkan sistem pertahanan udara lawan. Mereka melakukan ini dalam peran wild weasel atau musang liar yakni kelompok jet tempur yang akan terbang lambat dan cukup rendah untuk memancing sistem permukaan ke udara agar bisa diketahui posisinya dan dihancurkan.
Tapi dengan MiG-21 masuk ke pertarungan, Thunderchief rentan terhadap serangan udara ke udara. Angkatan Udara Amerika memutuskan mereka perlu menetralisir ancaman MiG. Legenda Angkatan Udara dan Kolonel Perang Dunia II, Robin Olds merancang rencana yang berani untuk mencapai hal ini.
Dikenal sebagai Operasi Bolo, misinya adalah memancing musuh MiG ke medan perang dengan menyembunyikan jet F-4C supersonik di antara formasi Thunderchief yang lebih lambat dan kurang bermanuver.
Pada 2 Januari 1967, Old dan formasi Phantom terbang ke langit dengan gaya ala menerbangkan F-105. Mereka mempertahankan kecepatan F-105 dan terbang dalam formasi F-105.
Angkatan Udara Vietnam tertipu, Muncul dari awan, Fishbeds menyerang berpasangan. Old dan formasinya memulai pertempuran yang legendaris, di mana pasukan Amerika mengeksploitasi keunggulan taktis dan teknis mereka atas musuh.
Dalam 13 menit, tujuh MiG hancur yang kira-kira setengah armada Mig-21 Vietnam. Sementara tidaka da pesawat Amerika yang jadi korban.
Pada minggu berikutnya, misi serupa menjatuhkan lebih banyak pesawat Vietnam. Akibatnya, Vietnam Utara terpaksa menggrounded pesawat mereka selama beberapa bulan karena mereka melatih kembali pilot mereka dan mencari taktik pertahanan udara baru.
Kolonel Olds tetap satu-satunya ace Angkatan Udara Amerika di kedua perang yakni Perang Dunia II dan Vietnam.