Perusahaan Hanwha Defense Systems Korea Selatan yang membangun sistem pertahanan anti-pesawat yang disebut Hybrid BIHO bisa dapat mengungguli Rusia di pasar senjata setelah Pantsir-S1 mendapat reputasi buruk di Suriah.
Seperti banyak dilaporkan saat Israel menyerang Suriah beberapa waktu lalu secara jelas terlihat rudal Israel menghantam rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia dan sistem artileri anti-pesawat buatan Rusia.
Beberapa bulan sebelumnya sistem pertahanan udara Rusia ini juga tidak dapat menjatuhkan rudal jelajah. Selain itu Pantsir memiliki sejumlah kesulitan dalam memerangi drone ringan.
Dengan latar belakang masalah yang dihadapi sistem Rusia, proposal dari Korea Selatan menarik sejumlah besar pelanggan potensial.
Hybrid BIHO terdiri dari sistem pertahanan anti-pesawat self-propelled 30mm BIHO yang dikombinasikan dengan sistem rudal permukaan ke udara portable.
Hybrid BIHO dapat membawa total empat rudal dengan jangkauan efektif 5 km dengan potensi yang ditingkatkan menjadi 8-10 km.
Sistem pertahanan udara Kores Selatan memiliki jarak deteksi 21km dan pelacakan yang sangat baik dan kemampuan membidik terhadap pesawat musuh. Versi standar BIHO dipersenjatai dengan dua meriam otomatis 30 mm. Laju tembakan untuk satu meriam adalah 600 putaran per menit.
Setiap senapan disediakan dengan 300 peluru siap pakai. Selain itu sistem juga membawa empat sistem rudal permukaan ke udara jarak pendek dengan jarak efektif 5 km dan di masa depan akan ditingkatkan menjadi 8-10 km.
Rudal ini memiliki sistem idenifikasi teman lawan atau Friend or Foe (IFF) integral, kemampuan beroperasi malam dan segala cuaca serta sistem pencari inframerah dua warna untuk membantu menyangkal tindakan balasan.