
Tetap Akan Bertahan
Namun, kesederhanaan dan ketersediaan telah menjadi nilai jual tersendiri dari T-55. Pabrik di Uni Soviet diperkirakan telah membangun 50.000 kendaraan dan itu adalah perkiraan konservatif. Polandia dan Cekoslowakia merakit ribuan lainnya secara lokal. China membangun T-59 yang merupakan kloning T-55 semakin menambah jumlahnya.
T-55 dengan rol tambang juga telah dikembangkan untuk berbagai fungsi seperti jembatan, penyembur api dan crane pemulihan. Soviet menggunakan sasis yang sama untuk senjata anti-pesawat self-propelled ZSU-57-2 dan pengangkut personel berat baru BTR-T.
Dalam perang berturut-turut dengan tetangga Arabnya selama 1960-an dan 1970-an, Israel merebut ratusan T-55. Pasukan Israel kemudian mengubah tank ini dan dijuluki dijuluki Tiran atau “diktator” dalam bahasa Ibrani. Insinyur Israel mengganti senjata utama Soviet dengan L7 105 milimeter buatan Inggris. Dengan meriam pengganti ini kendaraan bisa menggunakan amunisi yang sama seperti tank Israel lain.
Ketika Israel mempensiun Tirans, beberapa lambung menjadi dasar untuk kendaraan pengangkut personel Achzarit. Negara-negara lain menambahkan sendiri komponen yang dibuat senidri untuk keperluan domestik dan ekspor. Beberapa varian lokal, seperti TR-85M Rumania, memiliki sedikit kemiripan dengan desain asli Kremlin.
Dan Rusia juga memproduksi upgrade T-55M dan T-55AM yang menggabungkan BDD composite armored “eye brows” di depan menara dan spaced laminate plates ke glacisnya. Fitur ditambah dengan pejejak laser, komputer balistik dan sistem pemandangan.
T-55 yang diperarui bisa meluncurkan jarak rudal dipandu laser Bastion 9M117. Moskow mengirim tank ini ditingkatkan untuk Perang Chechnya Kedua bersama sama T-62M. Komandan Rusia merasa mereka lebih “dibuang” dalam perang gerilya brutal dari lebih mahal T-72 dan T-80.
Jadi meskipun T-54/55 memiliki kekurangan dalam kemampuan tempur, tank ini dipastikan tetap populer selama beberapa dekade lagi. Adaptasi desain dan pasar yang stabil untuk upgrade berkontribusi pada umur panjangnya.
Sumber: War is Boring