Lebih dari 60 warga Palestina meninggal ditembak tentara Israel saat melakukan aksi unjuk rasa memprotes pembukaan keduataan besar Amerika di Yerusalem. Mereka menjadi korban terakhir dari sejarah panjang kota tua yang telah menjadi sumber konflik tersebut.
Salah satu kota tertua di dunia ini terletak di dataran tinggi Pegunungan Yudea antara Laut Tengah dan Laut Mati.
Selama sejarahnya yang panjang, kota suci tersebut telah hancur setidaknya dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan berpindah dari satu penguasan ke penguasa lain selama 44 kali.
Kota ini juga diselimuti dengan nubuat baik dari sisi umat Islam, Yahudi maupun Nasrani. Meski berbeda-beda tetapi ujung dari nubuat tersebut hampir sama, yakni akhir zaman yang akan menjadi waktu-waktu terakhir sebelum datangnya kiamat.
Sebelum Israel ada, akan sulit membayangkan bagaimana skenario perang akhir zaman akan berlangsung antara umat Islam dengan Yahudi seperti yang diramalkan dalam agama. Betapa tidak, selama dua ribu tahun, orang Yahudi tersebar di banyak tempat.
Mereka menjadi kaum yang tak punya rumah, dan menumpang dari belas kasihan umat lain, terutama umat Islam dan Kristiani.

Dari sisi politik, agama Yahudi pun tak disokong kekuatan besar, seperti halnya Islam dan Kristen. Pendek kata, kaum ini tidaklah diperhitungkan. Tapi, di penghujung 1800-an, sejarah berjalan cepat.
Sebuah gerakan bernama Zionisme, muncul ke permukaan sejarah, dan merancang pendirian sebuah rumah bagi kaum Yahudi. Tapi, bukan ke sebuah lahan kosong, melainkan ke Darussalam atau Yerusalem, tanah damai tiga agama, yang saat itu masih berada di bawah Khilafah Ustmaniyah.
Sejak 1882 gerakan Zionis ini berulang kali memobilisasi kaum Yahudi dari berbagai negara, terutama Eropa, untuk kembali ke Yerusalem, dan mengklaimnya sebagai milik mereka. Lewat Deklarasi Balfour, Inggris pun berjanji membantu pendirian negara Yahudi itu.
Inggris kemudian mengalahkan tentara Khilafah Ustmani, dan memasuki Tanah Suci pada 1917. Pada 14 Mei 1948, negara Yahudi pun diproklamasikan oleh David ben Gurion, yang kemudian menjadi perdana menteri pertama Israel. Negeri yang baru berdiri itu segera unjuk gigi.

Israel bukan hanya mampu memenangkan perang, melainkan juga mempermalukan bangsa Arab yang mengeroyoknya. Dan, kini Israel menjadi satu-satunya kekuatan nuklir di Timur Tengah. Dengan kepemilikan diperkirakan 60 hingga 200 rudal berhulu ledak nuklir, Israel merupakan ancaman nyata bagi bangsa-bangsa di Timur Tengah.
Dan, fakta itu pun mengonfirmasi takdir akhir zaman yang disampaikan Nabi Muhammad dalam sejumlah hadisnya, bahwa Muslim akan berperang menghadapi Yahudi. Messiah Israel memang bukan ‘negara’ biasa. Dia merupakan sebuah pertanda, terutama bagi penganut Islam, Kristen, dan Yahudi.
Seperti ditulis pakar eskatologi Islam, Imran Hosein, dalam bukunya, Jerusalem in the Qur’an, Yahudi meyakini restorasi Israel —setelah dua ribu tahun Kerajaan Israel dihancurkan— merupakan satu dari tujuh tanda kehadiran Mahsiah, atau Moshiah, atau Mashiach, atau Moshiach.