Perusahaan kedirgantaraan India Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) menawarkan untuk memproduksi 40 jet tempur Sukhoi-30MKI lagi untuk Angkatan Udara India (IAF) dengan biaya lebih rendah daripada pesawat tempur multi-peran Rafale.
Jet tempur Sukhoi-30MKI akan dilengkapi dengan rudal jelajah supersonik BrahMos versi peluncuran udara. HAL saat ini memproduksi batch terakhir sebanyak 23 jet tempur Su-30, dari 222 yang diputuskan untuk membangun di fasilitasnya di Nashik, Maharashtra.
“Kami akan menawarkan harga yang sangat kompetitif. Sejak 2010, kami telah mengirimkan Su-30 seharga INR 425 crore (sekitar Rp894miliar). Kami dapat mengirimkan tiga skuadron lainnya dengan harga yang sama,” T Suvarna Raju, ketua HAL , mengatakan kepada Standard Business.
Raju menambahkan HAL telah menyerap teknologi untuk membangun dan mendukung Su-30. Sekarang, tujuannya adalah untuk membangun ketiga skuadron baru secepat dan semurah mungkin.
Desember lalu, kementerian pertahanan India telah meyakinkan HAL bahwa produksi di Nashik akan terus mengalir bahkan setelah berakhirnya kegiatan manufaktur Su-MKI.
“HAL memiliki fasilitas kelas dunia dan memberikan integrasi BrahMos yang sukses pada Su-30 MKI, 40 pesawat lagi akan menjalani integrasi tersebut,” kata Subhash Bhamre, Menteri Pertahanan Negara India mengatakan pada pertemuan kemitraan publik-swasta di Nashik.
Pekerjaan telah dilakukan untuk mengintegrasikan rudal jelajah supersonik BrahMos pada 40 jet Su-30MKI di fasilitas Nashik. Namun Ketua HAL Raju percaya bahwa alih-alih meningkatkan jet tempur yang lebih tua, dengan masa hidup yang lebih singkat, akan lebih baik untuk membangun tiga skuadron lagi dari Sukhoi yang mampu membawa rudal BrahMos.
IAF saat ini menghadapi kekurangan setidaknya delapan skuadron (18-20 jet setiap skuadron) karena penuaan MiG dan penundaan dalam pengadaan baru. IAF menginginkan kekuatan sekitar 42 skuadron tempur pada tahun 2027-32 untuk memenuhi kemungkinan perang dua front dengan Cina dan Pakistan.
“Usulan HAL untuk merakit 40 BrahMos-A ke Su-30MKI, daripada meningkatkan 40 pesawat yang sudah ada adalah hal yang masuk akal,” kata Vijainder K Thakur, seorang veteran dan analis militer IAF.
Thakur telah lama menganjurkan bahwa Su-30MKI sangat cocok untuk doktrin IAF, yang menganjurkan penggunaan pesawat tempur yang dapat melakukan peran apa pun.