Pada bulan April 1980, Pentagon mengirim pasukan elit ke Iran untuk menyelamatkan sandera Amerika ketika masa Revolusi Iran. Untuk sejumlah alasan, Washington kemudian membatalkan operasi dengan sandi Eagle Claw tersebut setelah pasukan sampai pada waypoint pertama yang disebut dengan kode Desert One di pedalaman di Iran timur.
Salah satu kegagalan muncul ketika salah satu dari helikopter RH-53D AS menabrak sebuah pesawat transportasi yang sarat dengan bahan bakar di Desert One. Pesawat meledak, menewaskan delapan pasukan khusus.
Jelas ini sebuah kegagalan. Rencananya RH-53D akan mengisi bahan bakar di tempat itu kemudian mengambil sandera dibebaskan dan menyelamatkan mereka yang berada di sebuah stadion sepakbola Amjadien di dekat kompleks kedutaan Amerika di Teheran.
Penyelidikan oleh Kepala Staf Gabungan menyimpulkan helikopter RH-53D memiliki kelemahan. Helikopter Angkatan Laut ini dirancang untuk berburu di laut, tidak terbang melalui padang pasir di malam hari. “Kinerja yang tidak memuaskan dari US Navy RH-53D di Desert One menjadi penyebab misi ini tidak sukses,” kata Kolonel Jerry Thigpen penulis buku The Praetorian Starship: The Untold Story Combat Talon.
Dampak dari kegagalan operasi dengan cepat menjadi penyebab turunnya pamor Presiden Jimmy Carter dan pemimpin senior Pentagon. Dengan 52 orang Amerika masih terjebak di Teheran, para pejabat mengatakan sedang menyiapkan misi baru.
Helikopter RH-53DBeberapa mengusulkan menggantikan helikopter yang membawa pasukan seluruhnya. Tetapi ada juga yang mengusulkan untuk tidak lagi menggunakan helikopter. Artinya, Pentagon membutuhkan pesawat kargo yang bisa lepas landas dan mendarat tanpa perlu landasan.
Jadi pada bulan Juli, Angkatan Udara AS memulai proyek dengan kode Credible Sport. Sebuah program gila dengan mengembangkan C-130 Hercules untuk bisa melakukan misi ni. Dua bulan kemudian, Lockheed menyelesaikan prototipe pertama.
Untuk bisa mendarat di stadion Amjadien, pesawat harus mendarat dengan ruang kurang dari 600 kaki, dan kemudian lepas landas dengan jarak yang sama, menurut dokumen Angkatan Udara yang diperoleh War is Boring melalui Freedom of Information Act.
Seperti ditulis War is Boring, maka dibuatlah sebuah langkah radikal. Lockheed memasang motor roket ke badan pesawat dan sayap. Secara teori, roket akan membantu membawa Hercules ‘untuk berhenti, mendarat secara pelan dan kemudian membantu meluncurkan pesawat kembali ke langit. Motor sendiri diambil dari roket tua RUR-5 Angkatan Laut dan rudal AGM-45.
Empat bulan setelah program dimulai, pesawat pertama hasil Credible Sport terbang dan hasilnya mengesankan. “Roda depan mengangkat enam meter dari tanah setelah 10 kaki lepas landas dan pesawat itu mengudara dalam 150 meter dari jarak awal,” tulis Thigpen. “Ketika di ujung lapangan sepakbola pesawat telah mencapai ketinggian 30 meter dan kecepatan udara dari 115 knot.” Tetapi pada 29 Oktober, prototipe jatuh. Untungnya, kecelakaan itu tidak membawa korban, tetapi pesawat benar-benar hancur.
Credible Sport terus mencari dukungan di lorong-lorong Pentagon. “Tujuan utama saya dalam mendukung proyek ini adalah untuk memperoleh peningkatan cepat dari pesawat,” tulis Angkatan Darat Mayjen. James Vaught di memo bulan berikutnya.
Vaught telah bertanggung jawab atas upaya penyelamatan pertama, dan mengembangkan misi berikutnya. Dengan prototipe Credible Sport, Vaught memiliki sembilan pesawat Hercules di pembuangan untuk setiap skenario penyelamatan baru. Dia ingin tujuh lagi. “Pengujian lebih lanjut dari konsep roket bisa disimpulan setelah dilakukan pengujian pada 16MC-130.”
Sementara itu, Washington telah mulai bernegosiasi dengan Iran. Pemerintahan Reagan akhirnya mencapai kesepakatan dengan rezim Iran.
Pada bulan Januari 1981, pemerintah Iran merilis tawanan yang tersisa. Dengan demikian dukungan terhadap Credible Sport pun memudar. Tapi kegagalan Eagle Claw kemudian menginspirasi lahirnya tiltrotor V-22 Osprey.