Perang selalu memaksa pihak-pihak yang terlibat konflik untuk berpikir keras bagaimana membangun senjata yang mematikan. Banyak ide spekatuler dalam hal perkembangan senjata muncul dalam situasi seperti ini. Beberapa di antaranya sangat sukses, tetapi tidak sedikit yang gagal karena terlalu radikal.
Salah satunya adalah ide Inggris untuk membangun kapal induk dari es pada era Perang Dunia II. Ide ini digulirkan oleh Winston Churchill.
Gagasan itu diperkenalkan ke Churchill oleh Lord Mountbatten, Kepala Operasi Gabungan untuk Sekutu. Mountbatten memang dikenal memiliki bakat dalam hal eksperimen. Dalam waktu singkat sebagai Kepala, dia mendorong proyek seperti jaringan pipa bawah laut dan garis pantai buatan yang terbuat dari kapal yang tenggelam.
Sampai akhirnya muncul ide aneh untuk menggunakan es yang bisa dimodifikasi untuk membua kapal induk yang berpotensi menyelamatkan pasukan Sekutu yang tidak terhitung jumlahnya.
Idenya mendapat dukungan ilmiah Geoffrey Pyke, seorang jurnalis dan penemu eksentrik. Pyke menemukan jalannya ke dalam ruang perang Mountbatten dan meninggalkan kesan positif dengan sebuah ide kendaraan yang bisa melewati es, M29 Weasel. Pyke kemudian terus bereksperimen dengan es, bersama para ahli seperti JD Bernal dan Max Perutz.
Dengan mempelajari karya ilmuwan yang telah melarikan diri dari Nazi, mereka akhirnya menemukan sebuah laporan yang mengubah keseluruhan fokus mereka. Perutz, yang pada akhirnya memenangkan Hadiah Nobel untuk Kimia pada tahun 1962 menulis dalam otobiografinya:
Suatu hari, Pyke memberiku sebuah laporan yang menurutnya sulit dimengerti. Laporan itu dibuat oleh Herman Mark, mantan profesor Kimia Fisika saya di Wina, yang telah kehilangan posisinya di sana saat Nazi menyerbu Austria, dan menemukan tempat berlindung di Institut Politeknik Brooklyn.
Sebagai ahli plastik, dia tahu banyak dari mereka rapuh saat murni, tapi bisa diperkuat dengan menanamkan serat seperti selulosa di dalamnya, seperti beton yang bisa diperkuat dengan kawat baja. Mark dan asistennya, Walter P. Hohenstein, mengaduk sedikit kapas atau bubur kayu – bahan baku kertas koran – ke dalam air sebelum membeku, dan menemukan bahwa penambahan ini memperkuat es secara dramatis.
Pyke dan temannya kemudian bereksperimen dengan campuran sebanyak 14 persen bubur kayu dan 86 persen es membuat struktur yang praktis tak dapat dipecahkan. Butuh waktu berbulan-bulan untuk meleleh, bahkan dalam suhu hangat. Mereka menyebut zat mereka sebagai “pykrete” dan mengembangkan rencana ambisius membuat kapal sepanjang 2.000 kaki di Atlantik.
Rencananya diberi lampu hijau pada tahun 1943. Churchill memberinya nama dengan Proyek Habakuk. Produksi model dimulai di lepas pantai Alberta, Kanada. Namun, meski kapal-kapal tersebut terbukti layak, sejumlah kelemahan muncul dalam rencana tersebut.

Ilmuwan Kanada bernama Charles Goodeve mencatat jika kapal ini dibangun maka produksi kertas akan terhenti secara signifikan. Pembeku baja masif diperlukan untuk menciptakan substansi, menyedot baja yang diharapkan oleh tentara.
Kapal-kapal itu perlu diisolasi dengan elemen penting lainnya, seperti gabus, dan di atas semua kapal itu sangat lamban karena hanya mampu menghasilkan kecepatan enam knot yang menyedihkan.
Perutz menulis dalam otobiografinya bahwa Angkatan Laut akhirnya memutuskan bahwa Habakuk adalah seorang ‘nabi palsu’.
Perbaikan serangan darat ke laut adalah peti mati terakhir pada pykrete. Namun proyek tersebut akhirnya terwujud di tahun 2009 dalam MythBusters, sebuah acara televisi yang membuat kapal dengan teori yang dianggap aneh. Acara tersebut mengonfirmasikan cara berpikir Goodeve dan Pyke, yang disebut sebagai kapal pykrete adalah “masuk akal tetapi menggelikan.”