Persaingan antara unit lapis baja dan infanteri adalah kisah lama peperangan. Sejak abad pertengahan, perkembangan teknologi terus bergeser dan siapa yang di atas angin selalu silih berganti.
Misalnya, ksatria yang berkilauan mengenakan pelindung besi berat yang melindungi mereka dari sebagian besar persenjataan untuk melawan busur panah.
Sepanjang sejarah, teknologi terus dikembangkan sampai, akhirnya, pistol ditemukan yang dengan mantap bisa mengalahkan baju besi dengan tembakan yang bagus.
Namun, Perang Dunia I secara drastis mengubah dinamika itu. Tank muncul sebagai padanan modern dari ksatria lapis baja, yang tampaknya tak tersentuh oleh infanteri. Keunggulan lapis baja terus tumbuh sampai Perang Dunia II.
Bahkan dengan perkembangan bazoka, cara terbaik untuk membunuh tank adalah dengan tank lain, atau untuk memanggil serangan artileri serta udara. Waktu sangat sulit bagi infanteri.
Pengemabangan Dragon FGM-77 dan BGM-71 Tube-launch Optically-tracked Wire-guided (TOW) membantu kesulitan Amerika mengatasi tank, namun mereka masih memiliki masalah.
Pertama, panduan wired berarti tim anti-tank harus tinggal di satu lokasi untuk memandu rudal tersebut. Setiap gerakan mendadak akan membuat rudal itu lepas landas. Seperti yang bisa Anda bayangkan, berdiam diri di hadapan sebuah tank bukanlah ide bagus.
Kedua, rudal itu memiliki ledakan besar saat diluncurkan yang akan segera menjadikan lawan tahu dari mana mereka diserang. Ditembah dengan dengan panduan kawat, berarti tank musuh tahu kapan dan di mana harus mencari spesialis anti-armor.
Tim TOW memiliki keuntungan karena jangkauan rudal sejauh 2,3 mil yang memungkinkan kru agak jauh. Sementara FGM-77 Dragon jaraknya kurang dari satu mil yang menjadikan kru kerap berada dalam jangkauan senapan mesin berat saat menembak.
Akhirnya masalah ini bisa diatasi dengan diperkenalkannya FGM-148 Javelin. Dengan jangkauan maksimal sekitar 1,5 mil, senjata ini memberikan awak kemampuan lebih baik.
https://www.youtube.com/watch?v=CPlo1lHbA1Q
Yang lebih penting Javelin menggunakan rudal fire and forget. Sehingga setelah pelatuk ditarik, sang penembak bisa segera berlari mencari perlindungan, sementara rudal akan bergerak sendiri menyelesaikan tugasnya.
Rudal tersebut bisa menyerang dari bagian atas kendaraan lapis baja atau melakukan serangan frontal. Itulah mengapa Javelin sangat mematikan. Senjata ini memberi kesempatan pada infanteri ringan melawan tank.