Hari pembukaan Kedutaan Besar Amerikia di Yerusalem semakin dekat. Relokasi yang telah memprovokasi kekerasan di antara orang-orang Palestina dan kutukan dari seluruh dunia.
Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman akhirnya mengatakan bahwa langkah itu akan membuat Israel membayar mahal.
Pembukaan keduataan besar Amerika di Yerusalem rencananya akan dilakukan pada 14 Mei 2018. Belum jelas apakah presiden Amerika Donald Trump akan menghadiri acara tersebut.
Avigdor Lieberman, berbicara di Israel Television News Company, mengomentari relokasi Kedutaan Amerika dengan sebuah peringatan.
“Tidak ada yang datang secara gratis dan pembukaan Kedutaan Besar Amerika di Yerusalem akan datang dengan harga yang harus dibayar. Kami harus siap untuk membayar harga tersebut,” katanya Minggu 6 Mei 2018.
Dia menekankan bahwa relokasi akan menjadi momentum yang “bersejarah, penting dan dramatis”. Upacara pembukaan dijadwalkan untuk 14 Mei, ketika Israel akan merayakan ulang tahun ke-70 dari yayasan Negara Yahudi. Sementara 15 Mei adalah hari di mana orang Palestina memperingati hari saat mereka yang dipaksa meninggalkan rumah mereka oleh orang Israel.
Menurut laporan Haaretz, delegasi Amerika untuk pembukaan mendatang akan dipimpin oleh penasehat senior Trump yang juga menantu laki-lakinya Jared Kushner serta putri Presiden Ivanka dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin.
Kedutaan akan berlokasi di fasilitas konsuler yang sekarang di Yerusalem. Pada awalnya, hanya Duta Besar Amerika untuk Israel David Friedman dan beberapa staf akan bekerja di sana. Namun, menurut Departemen Luar Negeri, tempat permanen baru belum ditemukan.
Pengumuman Donald Trump tentang relokasi dikeluarkan pada bulan Desember 2017. Pemerintah Trump mengakui kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel, meskipun kota ini adalah salah satu pilar dari kebuntuan selama beberapa dekade antara orang Israel dan Palestina atas kedaulatan dan perbatasan .
Meski Israel mengambil alih kota secara penuh selama Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan kemudian menyatakannya sebagai ibu kota Israel, orang-orang Palestina berusaha menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka.
Setelah pengumuman itu, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang berisi untuk menahan pembentukan misi diplomatik di Yerusalem. Namun, beberapa negara mengikuti Amerika, seperti Guatemala dan Honduras yang telah mengungkapkan rencana untuk memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Times of Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel memberi tekanan pada Republik Ceko untuk juga mempertimbangkan hal tersebut.
Tindakan Amerika juga memicu kontroversi dunia. Organisasi Kerjasama Negara-negara Islam mengecam keras langkah itu selama pertemuan puncak, yang diselenggarakan oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan sesaat setelah pengumuman itu.
Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas juga telah menolak peran Amerika sebagai mediator dalam penyelesaian konflik dengan Israel dan menolak apa yang disebut “kesepakatan abad ini,” yang dilaporkan sedang dipersiapkan oleh presiden Amerika.