Amerika dan China dilaporkan sedang membahas kemungkinan penarikan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) dari Korea Selatan sebagai bagian dari kesepakatan program nuklir Korea Utara.
Beberapa sumber yang akrab dengan masalah ini sebagaimana dikutip Korea Times mengatakan penarikan sistem THAAD dari Korea Selatan merupakan bagian dari peta perdamaian yang sedang dibahas antara Washington dan Beijing setelah denuklirisasi Korea Utara
THAAD telah menjadi salah satu sumber ketegangan antara Amerika dan China setelah sistem rudal pertahanan canggih tersebut diinstal di Korea Selatan di tengah ketegangan tinggi dengan Korea utara.
Namun China meragukan penjelasan Washington bahwa sistem tersebut ditempatkan semata-mata untuk melindungi diri dari rudal Pyongyang.
“Washington tahu benar bahwa tidak mungkin untuk mencari kesepakatan dengan Korea Utara tanpa kerja sama dari China. Dan China ingin Amerika menyingkirkan sistem THAAD dari Korea Selatan,” kata salah satu sumber.
Sumber lain mengatakan sistem THAAD di Korea Selatan menjadi salah satu kunci tawar-menawar China dalam mencari penyelesaian masalah nuklir Korea Utara.
“China memiliki daftar prioritas dalam bernegosiasi dengan Amerika. Di bagian atas daftar tersebut adalah menghapus sistem THAAD dari Korea Selatan,” kata sumber itu.
“Prioritas berikutnya adalah membuat Amerika menarik pasukannya dari Korea Selatan, tetapi mereka tahu ini adalah permintaan tidak realistis yang tidak dapat diterima oleh Amerika.”
Sumber itu mengatakan Amerika sebaliknya mungkin menyarankan mengurangi jumlah pasukannya yang ditempatkan di Korea Selatan untuk memuaskan China.
Chung Eui-yong, kepala tim keamanan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang saat ini mengunjungi Washington, diperkirakan akan membahas masalah ini dengan para pejabat Amerika, kata sumber itu. Namun Cheong Wa Dae membantah adanya salah satu dari negosiasi ini antara Amerika dan China.
Ketika Amerika bersiap-siap untuk KTT yang direncanakan antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, China telah mengambil langkah untuk memperkuat koordinasi dengan Korea Utara.
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengunjungi Kim di Pyongyang, Kamis 3 Mei 2018, tampaknya sebagai utusan khusus Presiden Xi Jinping.
Presiden Moon mengatakan setelah pertemuan bersejarah dengan Kim di desa gencatan senjata Panmunjeom pekan lalu bahwa ia mengharapkan Amerika dan Korea Utara, bersama dengan Korea Selatan, untuk dapat menyatakan mengakhiri Perang Korea setelah pertemuan Trump-Kim.
Jika ini dilakukan, langkah selanjutnya adalah menandatangani perjanjian damai di antara dua Korea, Amerika dan China.
“China adalah bagian penting dari peta jalan perdamaian di Semenanjung Korea setelah denuklirisasi.,” kata seorang pembantu Moon.