China dilaporkan telah menginstal rudal jelajah antikapal dan sistem rudal pertahanan udara di tiga pos di barat Filipina di wilayah Laut China Selatan.
Seorang sumber yang memiliki pengetahuan langsung mengenai laporan intelijen Amerika Serikat mengatakan langkah tersebut memungkinkan Beijing untuk memproyeksikan kekuatannya lebih lanjut di perairan yang disengketakan tersebut.
Salah satu senjata yang ditempatkan di wilayah ini adalah sistem pertahanan udara HQ-9. Lantas bagaimana kemampuannya?
Hong Qi 9 atau HQ-9 menjadi salah satu senjata paling canggih di arsenal China. Dan seperti khas pembangunan China, senjata sebagian besar merupakan tiruan dari sistem lain dengan modifikasi sistem yang dibangun sendiri.
Tidak main-main HQ-9 mengawinkan dua sistem rudal paling mematikan di dunia, yakni S-300 Rusia dan Rudal Patriot milik Amerika.
Beijing mendapatkan teknologi Patriot dari Israel. Bahkan HQ-9 memiliki fitur yang tidak ada pada baik Patriot maupun S-300 yakni radar active electronically scanned array (AESA).
Beberapa sumber melaporkan bahwa HQ-9 dikembangkan dengan bantuan Rusia dan manfaat dari transfer teknologi Rusia. Telah dilaporkan bahwa itu diadopsi oleh angkatan bersenjata China pada tahun 1997. Versi ekspornya, FD-2000, telah diekspor ke Turkmenistan dan Uzbekistan. Turki sempat akan membeli senjata ini kemudian batal karena tekanan NATO.
HQ-9 dapat mencegat berbagai pesawat, helikopter, UAV, rudal jelajah, misil udara ke darat, bom dipandu, dan rudal balistik pada jarak menengah hingga jauh.

Sistem misil permukaan ke udara HQ-9 dikembangkan di belakang S-300 Rusia dan menggabungkan kemajuan dalam elektronik. Khususnya menggunakan teknologi komputasi yang lebih baru.
HQ-9 menggunakan rudal dua tahap dengan kontrol vektor dorong dan memiliki jangkauan 125 km untuk target pesawat dan 15-25 km untuk melawan rudal jelajah dan balistik.
Rudal dapat mencapai pesawat di ketinggian 27 km dan rudal jelajah serta balistik di ketinggian 15-25 km. Rudal tersebut memiliki panduan inersia dengan pembaruan jalur di tengah perjalanan serta radar aktif.
HQ-9A adalah versi yang ditingkatkan dan pertama kali diuji pada tahun 1999 dan diadopsi pada tahun 2001. Varian lain adalah HQ-9B versi yang ditingkatkan dengan jangkauan yang lebih jauh dan teknologi pencari tambahan. Senjata ini dilaporkan diuji pada tahun 2006. Rudal memiliki pencari ganda yakni radar homing semi-aktif dan mode homing inframerah. Ada juga HQ-9C yang sedang dalam pengembangan. Rudal ini menggabungkan mode radar homing aktif.
Dengan jangkauan 125 mil akan memberikan radius defensif besar untuk kegiatan China di Kepulauan Paracel serta pulau Hainan di China. Hainan, yang hanya lebih dari 200 mil jauhnya dari Woody Island menjadi wilayah penting baru untuk militer China.
Beijing terus memperluas kehadiran angkatan laut di kota Sanya di Hainan, dan HQ-9 mungkin membantu melindungi sisi pulau itu. Keputusan untuk menempatkan rudal di pulau konflik dilakukan China setelah China mengatakan untuk tidak melakukan militerisasi di Laut Cina Selatan.
Namun, Beijing melihat Paracel sebagai wilayah mereka sendiri dan menyebut penempatan senjata itu telah sesuai dengan hukum internasional.