Perusahaan-perusahaan Rusia tertarik mengembangkan mesin yang akan digunakan untuk TF-X, jet tempur pertama yang dikembangkan sendiri oleh Turki.
“Ada minat Rusia dalam hal ini, tetapi terlalu dini untuk mengatakan jika gagasan itu akan mendapatkan jalan lebih lanjut,” kata pejabat Turki sebagiamana dikutip Defense News.
Ankara telah menjadikan investasi dalam industri pertahanan Turki sebagai prioritas, dan perusahaan-perusahaan pertahanan Turki telah mengembangkan proyek bernilai miliaran dolar, termasuk jet tempur serta kendaraan udara tempur tak berawak yang canggih.
Hubungan Turki dengan sekutu strategis tradisionalnya di NATO telah menghadapi kemerosotan dalam beberapa tahun terakhir, dengan retorika yang bermusuhan yang mengalir ke dua arah dan merembes ke atas kebijakan Ankara di Suriah, di mana Amerika Serikat dan Prancis mendukung lawan-lawan Turki seperti YPG Kurdi.
Rusia telah mendapatkan kesempatan dari situasi ini untuk semakin merapat dengan Turki. Bahkan Ankara telah meneken kontrak pembelian sistem pertahanan udara S-400 meski mendapat tentangan dari para anggota NATO.
Menurut Defense News, seorang diplomat Turki mengatakan hubungan politik Turki dengan Rusia sangat bagus dan menambahkan bahwa ikatan politik saat ini membuka jalan bagi kerja sama militer dan pengadaan yang lebih dalam.
Pengembangan mesin untuk TF-X dapat dilakukan oleh konglomerat pertahanan Rusia, Rostec. Seorang direktur perusahaan mengatakan kepada pers di Eurasia Air Show di Turki bahwa proposal untuk mesin sedang disusun.
Meski proyek TF-X masih menunggu dukungan kritis dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dua perusahaan pertahanan terbesar Turki, Aselsan dan Turkish Aerospace Industries, telah menandatangani sebuah memorandum yang setuju untuk membagi pekerjaan pada proyek tersebut, untuk desain Pemerintah Turki telah mengalokasikan dana US$ 1,178 miliar.