Setelah pesawat ditemukan segera mereka menjadi kekuatan penting sebuah negara untuk menghancurkan negara lain.
Sejarah mencatat beberapa serangan udara telah mengakibatkan kehancuran luar biasa terutama setelah Perang Dunia I Apa yang terjadi seperti membuktikan perkataan Winston Curshill pada 1993 “Kekuatan udara dapat mengakhiri perang, atau mengakhiri peradaban”
Dan ini lah 10 serangan udara paling menghancurkan dalam sejarah.

10. Pengeboman Guernica
Satu-satunya konflik besar selama jeda antara dua Perang Dunia adalah Perang Saudara Spanyol. Memang di banyak negara Asia perang kemerdekaan terus berkecamuk di sejumlah negara. Tetapi tidak ada yang mencapai tingkat hebat seperti perang saudaraini.
Perang ini adalah perang sipil . Salah satu faksi dari kelompok nasionalis dipimpin oleh Jenderal Francisco Franco melawan partai Republik yang melindungi sayap kiri . Dan seperti kebanyakan perang sipil, negara-negara tetangga menggunakan kesempatan ini untuk campur tangan dengan memasok kekuatan militer.
Uni Soviet muncul dengan menyediakan bantuakn bagi Partai Republik dengan mengirim pesawat tempur Polikarpov dan bomber Tupolev SB – 2. Sementara Italia , di bawah Mussolini , mendukung Franco dengan mengirim hampir 19.000 relawan ke Spanyol. Mereka membentuk apa yang dikenal sebagai Legiun Condor .
Para pembom dari Legiun Condor menyerang kota kecil Guernica di utara Spanyol pada 26 April 1937 .Padahal Guernica tidak memiliki nilai strategis, serangan ini diberi nama sandi Operasi Rugen , berubah pandangan dunia tentang potensi pembom.
Selama lebih dari tiga jam pesawat German Heinkel He- 111, disertai dengan pemberondongan pesawat tempur menghancurkan kota kecil dengan 45.000 kg bom peledak dan pembakar tinggi.
Sepertiga penduduknya meninggal dunia dan ribuan luka-luka. Tujuh puluh persen wilayah kota hancur dan terbakar selama tiga hari.
Untuk Jerman serangan ini adalah sukses besar karena bisa menjadi ajang menguji pasukannya. Ini juga merupakan contoh pertama dari taktik Nazi yang kemudian akan dikenal sebagai pemboman karpet.
Selain itu, serangan ini membuat banyak negara-negara Eropa lainnya ketakutan kepada Jerman. Pemboman Guernica menjadi subyek dari lukisan Pablo Picasso berjudul antiwar.

9 Blitzkrieg over Poland
Blitzkrieg German, atau perang petir di atas Polandia menggebrak Perang Dunia II pada 1 September 1939. The Blitzkrieg adalah semacam strategi pertempuran yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Strategi ini bergantung sepenuhnya pada kecepatan, kejutan dan terutama dirancang untuk menghasilkan kejutan psikologis dan menebarkan kekacauan di musuh.
Kombinasi tangguh dari pasukan udara Jerman didukung oleh pasukan darat terbukti terlalu kuat untuk Polandia tidak siap untuk melawan .
Pesawat tempur terbaik Polandia seperti PZL Ha.11 secara kalah dibanding Messerschmitt yang memukul dengan cepat, keras dan manuver yang tajam.
Meskipun pertahanan Polandia rontok, mereka mengklaim mampu menjatuhkan 126 pesawat Jerman. Data ini memalukan Jerman yang sebelumnya mempropagandakan Angkatan Udara Polandia telah hancur sejak serangan pertama.
Pasukan Polandia memang berani. Mereka mati-matian untuk melindungi Warsawa , ibukota Polandia . Beberapa pembom Jerman Heinkel hancur dan pilot Polandia yang nekat menabrakkan pesawatnya ke musuh.
Banyak pilot putus asa dan berani lepas lanas sendiri menuju pasukan Jerman dan mengakiri dengan misi bunuh diri. Pilot Polandia lainnya melarikan diri ke negara sahabat dan masuk angkatan udara negara tersebut seperti Perancis dan RAF Inggris.
Serangan Jerman atas Polandia adalah yang pertama dari serangkaian serangan yang kemudian meluas ke Belgia, Belanda, dan Perancis dan menjadi perang yang kemudian disebut sebagai Perang Dunia II. Kekuatan semata-mata mesin perang Jerman ini mengirimkan gelombang kejutan di seluruh Eropa.

8. The Battle of Britain
Sampai Juni 1940 beberapa negara Eropa telah jatuh ke Jerman adalah Polandia, Belgia , Belanda dan Perancis. Hal ini menjadikan Hitler makin semangat untuk melanjutkan serangan ke daerah lain.
Seolah Jerman ingin menunjukkan betapa hebatnya pasukan udara mereka. Hingga kemudian menciptakan sebuah sejarah salah satu pertempuran udara terbaik dalam sejarah dan melambungkan dua pesawat tempur Inggris yang paling terkenal. Supermarine Spitfire dan Hawker Hurricane.
Kendala utama untuk Jerman melakukan invasi ke Inggris adalah Selat Inggris dan keunggulan angkatan laut Inggris . Oleh karena itu, Hitler memutuskan untuk terlebih dahulu menguasai langit dan kemudian memimpin serangan amfibi ke negara tersebut.
Jerman mengirim pasukan tempur berkekuatan besar terdiri dari 1.300 pengebom dan 1200 pesawat tempur baik mesin tunggal maupun kembar.
Semetnara Inggris hanya memiliki sekitar 600 pesawat tempur garis depan Spitfires dan Hurricanes). Satu kesalahan fatal Jerman adalah tidak memiliki kekuatan radar yang teknologinya sudah dikuasai Inggris.
Sehingga upaya memberi kejutan selalu gagal karena Inggris sudah bisa membaca gerakan pasukan Jerman dari jarak jauh.
Hingga bulan Juli dan Agustus serangan udara Jerman fokus ke pelabuhan, lapangan udara markas komando tempur dan stasiun radar.
Meskipun Inggris kehilangan banyak pilot muda, Jerman juga tak kalah menderita. Hampir 600 Messerschimtts dan Heinkels dihancurkan oleh RAF. Yang mengejutkan Inggris kemudian membalas dengan serangan mendadak di Berlin.
Hal ini membuat marah Hitler dan ia memerintahkan Luftwaffe (sebutan angkatan udara Jerman) untuk mengalihkan fokus penyerangan ke London.
Instruksi itu dilaksanakan dan menyebabkan korban sipil yang besar. Tetapi di sisi lain, komando tempur dan radar yang tidak lagi jadi fokus serangan memiliki waktu untuk kembali menyusun kekuatan dan strategi.
Sementara di London, perjangan dilakukan oleh Ingris untuk melawan serangan Jerman ” Kita tidak akan mengibarkan bendera menyerah. Kita akan bertempur sampai mati. Kita akan mempertahankan pulau kita dengan biaya seberapapun. Kita akan berperang di pantai, darat, udara, di lapangan, di jalan-jalan dan bukit-bukit. Kami tidak akan pernah menyerah,” kata Sir Winston Churchill
Pada akhirnya Jerman tidak mampu melaksanakan misinya dengan berhasil. Meski menang jumlah tetapi kemampuan Spitfires dan Hurricanes ternyata mampu membndung mereka. Jerman kehilangan pesawat tempur mereka sangat cepat. Hitler akhirnya membatalkan penyerangan; Invasi Jerman ke Inggris ditunda tanpa batas waktu.

7. The Dambusters
Squadron 617 adalah skadron paling terkenal di Royal Air Force dalam Perang Dunia II. Tentu bukan tanpa alasan. Di bawah komando Komandan Wing Guy Gibson , mereka terlibat dalam salah satu serangan paling menarik dalam sejarah pesawat.
Sebuah serangan dari bagian misi yang sangat rahasia dengan sandi Operation Chastise (Operasi Balas Dendam). Misi mereka adalah menghancurkan tiga bendungan Jerman yang paling penting karena menampung 300 juta ton air yang vital untuk industri Jerman.
Bendungan-bendungan ini adalah Möhne , para Eder dan Sorpe. Bendungan itu dijaga dengan sistem pertahanan anti pesawat yang cukup kuat. Sehingga kesuksesan misi ini kuncinya pada kemampuan pilot mengindari tembakan anti pesawat tersebut.
Cara yang ditempuh pun cukup berbahaya. Para pembom menuju bendungan dengan terbang sangat rendah bahkan tipis di atas permukaan air. Hal ini dilakukan karena misil dari anti pesawat tidak akan menyentuh mereka.
Bom yang pada sistem pertahanan udara Jerman menggunakna bom berputar khusus yang akan memantul di atas permukaan air seperti batu – melompat-lompat. Sebelum menuju sasaran, bom tersebut harus berputar hingga kecepatan 500 rpm sehingga hampir dipastikan saat berputar, bom itu akan masuk ke air.
Pembom Inggris juga harus melepaskan bom saat kecepatan pesawat pada 345 km / jam dengan ketinggian hanya 18,3 meter di atas permukaan air.
Bom itu harus menyentuh tipis di atas permukaan air tepat pada jarak 388 meter dari bendungan. Deviasi tidak boleh lebih dari 6%.
Pesawat legendaris Lancaster dipilih untuk misi ini. Sebanyak 19 pesawat diterbangkan bersama 133 awaknya. Dua bendungan yakni Mohne dan Eder berhasil dihancurkan. Tetapi gagal untuk menghancurkan Bendungan Sorpe karena sulitnya teknis.
Bukannya tanpa korban, misi ini juga menjadikan tim tersebut kehilangan banyak pesawat dan awak.. Dari 19 Lancasters yang pergi delapan di antaranya dengan 56 awak tidak kembali.
Salah satu Lancasters jatuh di laut karena terbang terlalu rendah saat berangkat menuju target. Lima ditembak jatuh dalam perjalanan, dua hancur saat serangan dan dua lagi begitu rusak parah sehingga mereka harus meninggalkan misi .
Namun, sebagian besar tujuan misi itu berhasil. Jerman terpaksa bekerja keras untuk dengan cepat memulihkan bendungan. Sebanyak 20.000 laki-laki yang bekerja di Atlantic Wall dipindahkan untuk memperbaiki bendungan jebol .
Nama Skadron 617 pun jadi terkenal. Gibson diberi Victoria Cross yang merupakan penghargaan tertinggi. Sayang dia tidak lama ikut perang dan tewas di De Havilland Mosquito pada serangan bom lain.