Seperti dilaporkan sebelumnya Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) membatalkan program pembangunan drone yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal meski kontrak senilai lebih dari Rp 1 triliun telah diberikan dan prototipe pertama telah dibangun.
Bukan kali ini saja Pentagon membatalkan sebuah program senjata yang mahal. Proyek-proyek yang ditinggalkan sebagian besar karena kurangnya pendanaan dikaitkan dengan Undang-Undang kontrol anggaran.
Berikut serangkaian proyek militer mahal yang dibatalkan.
Future Combat Systems
Cabang: Angkatan Darat
Biaya: US$18,1 miliar
Proyek ini akhirnya digantikan oleh Ground Combat Vehicle Program. Program ini juga akhirnya dibatalkan.
RAH-66 Comanche Armed Reconnaissance and Attack Helicopter
Cabang: Angkatan Darat
Biaya: US$7,9 miliar
Helikopter itu digantikan oleh proyek Armed Reconnaissance Helicopter yang kemudian dibatalkan.
National Polar-orbiting Operational Environmental Satellite System
Cabang: Angkatan Udara dan National Oceanic and Atmospheric Administration
Biaya US$5,8 miliar
Program digantikan oleh Defense Weather Satellite System (DWSS) yang juga dibatalkan tetapi dijadwalkan akan dimulai kembali sebagai Weather Satellite Follow-On.
Laser Airborne
Cabang: Angkatan Udara
Biaya: US$5,2 miliar
Proyek ini dibatalkan tanpa pengganti.
Helikopter Presiden VH-71
Cabang: Korps Marinir
Biaya: US$3,7 miliar
Proyek ini dimulai kembali sebagai Helicopter Presiden VH-92A.
Expeditionary Fighting Vehicle
Cabang: Korps Marinir
Biaya: US$3,3 milira
Proyek ini akhirnya digantikan oleh program Amphibious Combat Vehicle.
XM2001 Crusader Self-Propelled Howitzer
Cabang: Angkatan Darat
Biaya: US$2,2 miliar
Proyek ini digantikan oleh Non-Line-of-Sight Launch System, yang juga kemudian dibatalkan.
E-10 Multi-sensor Command and Control Aircraft
Layanan: Angktan Udara
Biaya : US$1,9 miliar
Program digantikan dengan Joint Surveillance Target Attack Radar System Replacement Program.