
Operasi Shock and Awe di Irak (2003)
Operasi militer yang melibatkan Amerika Serikat dan koalisi internasional dilakukan terhadap Irak dari 20 Maret sampai dengan 1 Mei 2003 tanpa restu PBB dan telah dinilai sebagai operasi ilegal oleh anggota Kongres AS.
Invasi secara resmi dibenarkan oleh dugaan hubungan Presiden Irak Saddam Hussein dengan terorisme internasional, serta laporan CIA mengklaim Irak telah memiliki senjata pemusnah massal. Semua klaim ini kemudian tidak terbukti.
Amerika Serikat dan Inggris menyumbang 98 persen dari kekuatan invasi. Menurut Amerika Serikat, 45 negara menyetujui keputusan untuk menggunakan kekuatan militer terhadap Irak, dan 32 negara yang disediakan kontingen militer.
Kampanye militer berlangsung 43 hari. Pada tanggal 1 Mei 2003, Presiden AS George W. Bush menyampaikan pidato Mission Accomplished yang mengakhiri operasi tempur besar di Irak.
Kekerasan militer di Irak terus terjadi setelah operasi berakhir. Kekalahan dari angkatan bersenjata Irak dan menggulingkan Saddam Hussein memicu konflik berkepanjangan, dengan dampak dirasakan hari ini.
Resolve Inherent di Irak dan Suriah (2014 – Sekarang)
Amerika Serikat dan sekutu mereka telah melakukan serangan udara yang menargetkan posisi Negara Islam, yang saat ini menguasai sebagian besar Irak dan Suriah, sejak Agustus 2014.
Operasi militer pimpinan AS hanya diberi codename saat Resolve Inherent pada bulan Oktober, 2104. Lebih dari 60 negara telah bergabung dengan Amerika Serikat dalam operasi untuk menghilangkan ISIS, menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
Beberapa negara yang ikut bergabung dalam koalisi besar ini adalah Inggris, Jerman, Perancis, Denmark, Belanda, Australia dan banyak lagi.
Pada tahun 2015 Rusia juga menggelar operasi militer sendiri di Timur Tengah untuk membantu rezim Bashar Assad di Suriah. Negara ini mengirimkan sejumlah jet tempur dan pesawat militer lainnya di Suriah.
Kedatangan Rusia benar-benar menyelamatkan Bashar yang saat itu posisinya hampir saja tidak bisa bertahan lagi karena pemberontakan dan juga serangan ISIS.