Pasukan Rusia menenggelamkan kapal perang Suriah di Laut Mediterania. Video menunjukkan kapal tersebut rusak berat dan tenggelam dengan dua rudal yang diduga adalah Kh-35.
Tetapi jangan salah yang ditembak Rusia adalah kapal perang bekas milik Suriah yang dilakukan sepertinya sebagai upaya Moskow untuk unjuk kekuatan mereka dalam kemampuan menenggelamkan kapal perang.
Uji tersebut dikabarkan berlangsung pada 5 April 2018 dan merupakan peringatan bagi pasukan laut Barat yang beroperasi di Mediterania Timur dekat Suriah. Tetapi upaya unjuk kekuatan itu terbukti tidak menjadikan Amerika gentar. Terbukti pada 14 April 2018 Amerika, Inggris dan Prancis melakukan serangan rudal ke Suriah yang sebagian besar dilakukan dari laut.
Rekaman itu tampaknya menunjukkan frigat kelas Petya-I tua yang senjatanya dilucuti. Dua turret senjata kembar 76 milimeter terlihat tidak ada lagi.
https://www.youtube.com/watch/?v=hBPdh2ClbZY
Suriah memiliki dua Petya-Is yang dibangun oleh galangan kapal Khabarovsk Zavod Soviet dan dipindahkan ke negara Timur Tengah tersebut pada pertengahan tahun 1970-an. Salah satunya diketahui tidak beroperasi pada 2016, sementara yang lain tidak diketahui statusnya.
Video itu menunjukkan dua rudal anti-kapal yang menghantam buritan frigat. Pecahan peluru dari serangan rudal terbang tinggi dan mendarat di dekat air. Setelah serangan rudal kedua, kapal kemudian tenggelam dengan cepat.
Tidak diketahui dari mana misil itu ditembakkan dan mengapa Rusia akan melakukan uji coba rudal anti-kapal mereka di Mediterania yang ramai. Padahal mereka bisa menguji di tempat yang lebih aman seperti Atlantik Utara, Laut Hitam, atau Samudra Pasifik.
Rusia sepertinya memang ingin uji rudal tersebut ditonton langsung oleh Amerika dan sekutunya sekaligus sebagai bentuk peringatan.
Sebelum serangan ke Suriah baru-baru ini para pejabat pemerintah Rusia sudah mengeluarkan sejumlah ancaman termasuk akan menjatuhkan rudal Amerika dan menyerang balik. Tetapi ancaman itu tidak terjadi.
Rusia mungkin telah mulai merasakan ancaman ini pada awal Februari 2016. Hal ini terlihat ketika televisi pemerintah Rusia melakukan wawancara dengan seorang perwira militer di mana sebuah bomber tempur Su-34 Fullback meluncur di latar belakang.
Yang cukup aneh, bomber ini membawa rudal anti-kapal rudal Kh-35, senjata yang sebenarnya tidak diperlukan untuk melawan ISIS atau pemberontak yang tidak punya angkatan laut,
Kh-35 yang oleh NATO disebut sebagai SS-N-25 Switchblade adalah rudal jelajah anti-kapal yang diluncurkan dari pesawat. Rudal anti-kapal rendah terbang dengan kecepatan subsonik untuk menghindari radar musuh sebelum menghajar target dengan hulu ledak ledakan 319 pound.
Petya memang tenggelam dengan dua rudal ini. Tetapi tentu tidak bisa disamakan dengan kapal induk Amerika yang bobotnya 100 kali lipat dari kapal tersebut.