Dengan Perasaan Campur Aduk, Kim Jong un Lintasi Garis Demarkasi

Dengan Perasaan Campur Aduk, Kim Jong un Lintasi Garis Demarkasi

Dalam pertemuan bersejarah dengan  Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong un mengatakan dia tidak ingin mengulang sejarah.

Kedua pemimpin bertemu di sisi Korea Selatan dari Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Jumat 27 April 2018 yang menjadi pertemuan pertama antara dua kepala negara dan pertama kalinya bagi pemimpin Korea Utara memasuki Korea Selatan.

Sekitar pukul 10.30 pagi, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melangkah melintasi garis demarkasi yang menandai perbatasan antara kedua negara di zona demiliterisasi. Ini adalah pertama kalinya setiap pemimpin Korea Utara telah mengunjungi Korea Selatan.

Kim yang disambut Moon kemudian mendorong Presiden Korea Selatan tersebut untuk masuk ke Korea Utara, dan mereka pun tertawa saat kedua pemimpin itu melangkah ke Korea Utara untuk sebuah foto dan kemudian kembali lagi ke Korea Selatan.

Kedua pemimpin bertemu untuk pertemuan puncak antar-Korea yang akan berlangsung di Gedung Perdamaian di Korea Selatan pada hari Jumat.

Dalam pertemuan pertama untuk pers selama KTT Kim mengatakan dia tidak ingin mengulangi masa lalu “di mana kami tidak dapat memenuhi perjanjian kami.”

Pada tahun 1994, Amerika melakukan upaya untuk menormalkan hubungan dengan Korea Utara di mana Pyongyang setuju untuk membekukan program nuklirnya, tetapi perjanjian itu gagal. Seiring waktu Korea Utara justru terus meningkatkan nuklirnya.

Momentum saat Kim Jong un melintas garis demarkasi/Business Insider

Banyak ahli menganggap ketidakmampuan Korea Utara untuk mempertahankan kata-katanya salah satu rintangan terbesar untuk mencapai perjanjian damai atau denuklirisasi.

Pemimpin Korea Utara melalui penerjemah juga mengatakan dia juga ingin berbicara secara terbuka selama beberapa sesi pertemuan. KTT antar-Korea terakhir berlangsung pada tahun 2007.

Kim mengatakan perasaannya campur aduk ketika melewati garis demarkasi yang menandai perbatasan kedua negara.

Begitu tiba di Rumah Perdamaian Korea Selatan, Kim menulis di buku tamu bahwa “sejarah baru dimulai sekarang.”