Setelah sempat mengklaim sistem pertahanan Suriah berhasil merontokkan 71 rudal lawan sawat serangan 14 April lalu, Moskow kini merevisi angkanya.
Kali ini Rusia mengatakan pasukan pertahanan udara Suriah menembak jatuh 46 rudal jelajah yang ditembakkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya tersebut.
“Data perekaman pengintaian dan sistem pertahanan udara yang kami peroleh, pemeriksaan di tempat kejadian dan jajak pendapat para saksi mata menunjukkan bahwa sistem rudal permukaan ke udara Pantsyr, Osa, Strela-10, Buk, Kvadrat dan S-125 melindungi ibu kota Suriah dan lapangan udara Duvali, Dumayr, Bley, dan Mezze milik Angkatan Udara Suriah dengan menghancurkan 46 rudal jelajah, “kata Kepala Departemen Operasi Utama Staf Jenderal Rusia Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi Rabu 25 April 2018.
Sebagaimana dilansir TASS, Dia menambahkan mempertimbangkan jalur penerbangan rudal dan kemampuan pertahanan udara Suriah, rudal-rudal ini hancur di lima daerah intersepsi. Tiga di antaranya terletak di sebelah barat Damaskus dan dua lainnya di sebelah timur ibukota Suriah.
Pada tanggal 14 April, Amerika Serikat, Inggris Raya dan Perancis melakukan serangan ke sejumlah titik di Suriah dengan menemebkkan 103 rudal jelajah. Sesaat setelah serangan, Rusia mengatakan sistem pertahanan rudal Suriah berhasil mengadang 71 rudal.
Sementara Amerika menyatakan sebaliknya dengan mengatakan tidak ada satupun yang bisa diintersep dan semua bisa menghancurkan target yang telah ditentukan.
Laporan lain menyebutkan Suriah memang menembakkan 40 rudal pertahanan udara tersebut. Tetapi hanya dua yang ditembakkan saat serangan berlangsung dan itupun tidak mencapai target.
Sisa rudal lain ditembakkan justru saat serangan telah selesai dan tidak jelas apa maksud Suriah menembakkan misilnya.
Dalam serangan tersebut sistem pertahanan udara Rusia yang ada di negara tersebut tidak diaktifkan.
Rusia mengatakan tidak ada satupun rudal Amerika atau Inggris dan Prancis yang memasuki zona pertahanan mereka sehingga dianggap tidak mengancam. Tiga warga sipil terluka dalam serangan rudal itu.
Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis mengklaim serangan itu sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia di Douma Suriah.