Militer Amerika sedang membangun pangkalan militer luar negeri baru di Niger yang akan menambah jumlah pangkalan mereka yang telah mencapai 800 di lebih dari 70 negara.
The Associated Press melaporkan Senin 23 April 2018 bahwa Angkatan Udara Amerika membangun hangar dan landasan pacu untuk drone bersenjata MQ-9 Reaper untuk melakukan penerbangan di sekitar Afrika Barat.
Pejabat pertahanan Amerika belum mengungkapkan berapa banyak drone tempur yang akan ditempatkan di pangkalan baru tersebut. Biaya konstruksi sebesar US$ 110 juta menjadikannya sebagai “proyek konstruksi pasukan terbesar dalam sejarah AS,”
MQ-9 Reaper bisa dibilang sebagai drone paling canggih di gudang senjata amerika. Pesawat yang dikemudikan dari jarak jauh memiliki jangkauan 1.150 mil, yang memungkinkannya untuk memberikan dukungan serangan dan kemampuan pengumpulan intelijen di seluruh Afrika Barat dan Utara dari pangkalan baru di luar Agadez.
Pesawat tak berawak itu lebih besar dari sepupunya MQ-1 Predator, fitur penunjuk laser untuk menjatuhkan bom II Paveway II, radar aperture sintetis untuk mengintegrasikan GBU-38 Joint Direct Attack Munitions, dan kemampuan untuk membawa empat hellfire, rudal anti-armor dan anti-personel.Pesawat ini juga memiliki kemampuan pengawasan dan pengintaian sebagai fungsi sekunder juga.
Sejak pemimpin Libya Muammar Gaddafi digulingkan pada tahun 2011, rute penyelundupan antara Niger dan Libya telah dibuka kembali untuk bisnis. Politico Europe melaporkan pada Oktober 2016 bahwa Agadez, Niger – beberapa mil dari tempat pangkalan drone amerika baru akan dibangun- telah mendapatkan gelar “ibukota penyelundup wilayah sub-Sahara.”
Politico melaporkan narkoba, senjata dan manusia secara rutin diperdagangkan melalui Agadez sebelum dikirim ke Libya atau Tunisia dan kemudian melalui Mediterania ke Eropa.
Kehadiran militer Amerika di Niger dibangun setelah insiden Oktober 2017 lalu ketika empat pasukan Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika tewas dalam serangan oleh pejuang yang berafiliasi dengan ISIS.
Penyaluran personel dan aset militer AS ke Niger tidak jelas sama sekali dari sudut pandang operasi militer. “Kehadiran militer Amerika di sini adalah yang terbesar kedua di Afrika, di belakang satu-satunya pangkalan Amerika di negara kecil Djibouti, di Tanduk Afrika,” kata AP.
Seorang pejabat di pemerintahan Niger menyatakan khawatir tentang penyebaran drone amerika yang kuat di sekitar orang miskin, bekas jajahan Prancis tersebut.
“Kami takut jatuh kembali ke situasi yang sama seperti di Afghanistan, dengan banyak kesalahan yang dilakukan oleh tentara Amerika yang tidak selalu tahu perbedaan antara upacara pernikahan dan pelatihan kelompok teroris,” kata pejabat pemerintah Nigeria Amadou Roufai kepada AP.
Militer Amerika secara resmi berada di benua itu untuk membantu memerangi militan yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda, ISIS , dan Boko Haram, yang beroperasi di tetangga timur Niger, Nigeria.