Kemungkinan Rusia untuk memasok Suriah dengan sistem rudal permukaan ke udara jarak jauh S-300 secara gratis sampai saat ini belum diputuskan.
Menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahas masalah ini dengan Kementerian Pertahanan untuk membantu menghindari situasi, di mana Suriah tidak cukup siap untuk melawan serangan udara besar-besaran seperti yang dilakukan oleh Amerika , Prancis dan Inggris pada April 14
“Keputusan apa yang akan diambil oleh pimpinan Rusia bersama dengan wakil-wakil Suriah belum ditentukan; tidak ada rahasia di sini,” kata Lavrov.
Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar tentang kemungkinan suplai sistem rudal permukaan-ke-udara S-300 ke Suriah.
“Saya hanya akan mengingatkan Anda sekali lagi tentang pernyataan yang dibuat oleh Presiden Putin setelah serangan rudal dilakukan ke sebuah negara berdaulat yang melanggar dasar-dasar hukum internasional,” kata Peskov kepada wartawan Senin 23 April 2018.
Sebelumnya pada hari itu, surat kabar Kommersant melaporkan bahwa Rusia mungkin memasok sistem rudal S-300 ke Suriah secara gratis, dalam kerangka bantuan militer ke negara tersebut.
Surat kabar itu mengutip sumber diplomatik dan militer mengatakan bahwa masalah memasok sistem rudal jarak ke udara jarak jauh S-300 ke Suriah praktis telah dipecahkan.
Pemberian akan dilakukan dalam rangka memberikan bantuan militer dan teknologi ke Damaskus yang sumber tersebut mengatakan “tidak memiliki uang” untuk membayar pengiriman.
Komponen S-300, seperti stasiun radar, mesin pemindah, titik kontrol, dan peluncur, akan dikirimkan ke Suriah baik oleh pesawat angkut militer atau kapal angkatan laut Rusia.
Jika dikirim, S-300 akan menjadi bagian penting sistem pertahanan udara Suriah, yang saat ini diperkuat sistem rudal S-125, S-200, Buk, Kvadrat, dan Osa buatan Soviet.
Juru bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov, menolak berkomentar mengenai apakah Moskow akan memasok sistem S-300 ke Suriah dengan menekankan bahwa serangan rudal Barat pekan lalu terhadap Suriah telah semakin memburuk situasi di sekitar permukiman Suriah.
Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada Sputnik bahwa Moskow tidak lagi terikat oleh kewajiban moral untuk tidak memasok S-300 ke Damaskus setelah serangan rudal Barat baru-baru ini di Suriah.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan BBC, Lavrov mengatakan bahwa Moskow siap untuk mempertimbangkan segala cara untuk membantu tentara Suriah mengekang agresi lebih lanjut “Meskipun beberapa tahun yang lalu kami memutuskan untuk tidak memasok sistem S-300 ke Suriah karena permintaan mitra kami. “