More

    4 Helikopter Andalan US Army untuk Misi Rahasia

    on

    |

    views

    and

    comments

    Motto mereka, “Death Waits in The Dark,” alias ‘Kematian Menunggu di Kegelapan’ dan memang tugas mereka lebih banyak dilakukan ketika hari mencapai puncak kegelapan.

    Mereka dikenal sebagai Resimen Penerbangan Operasi Khusus ke-160 atau 160th Special Operations Aviation Regiment (SOAR), tetapi di kalangan Angkatan Darat Amerika dan komunitas operasi khusus, mereka dikenal hanya sebagai Night Stalkers yang legendaris.

    Night Stalkers beroperasi setelah matahari terbenam, terbang melalui kegelapan di beberapa skenario dan lingkungan paling gila.  Hanya pilot terbaik yang bisa masuk dalam resimen ini setelah menjalani latihan berat selama berbulan-bulan.

    Night Stalkers dikirim ke misi rahasia di seluruh dunia, dari gurun di Timur Tengah hingga hutan tropis Asia dan banyak tempat lain. Night Stalkers mengandalkan helikopter mereka berfungsi dengan baik, bahkan dalam kondisi ekstrem.

    Inilah empat helikopter yang mereka operasikan dengan sejumlah modifikasi tersendiri yang tidak pernah ada di helikopter lain.

    MH-60LM Black Hawk

    Black Hawk adalah tulang punggung Penerbangan Angkatan Darat, setelah menggantikan Huey pada 1980-an sebagai helikopter utilitas Angkatan Darat.  Sangat mudah beradaptasi, tangguh, dan dapat diandalkan, tidak mengherankan bahwa SOAR akan memilih pesawat ini sebagai inti dari armada mereka.

    Dikenal sebagai MH-60 Night Stalkers, heli ini dilengkapi dengan suite sensor, peralatan komunikasi berteknologi tinggi, probe pengisian bahan bakar untuk misi yang lebih jauh, sistem radar inframerah ke depan, dan radar yang mengikuti medan adalah beberapa teknologi yang ada di helikopter ini. Mereka juga dapat dikonversi ke varian serangan dengan senjata yang diperlukan.

    Selama serangan di Abbottabad, Pakistan 2011, yang berakhir dengan kematian Osama bin Laden, Night Stalkers menggunakan versi “stealthed out” dari MH-60.

    MH-60L Direct Action Penetrator

    Night Stalkers tidak menerbangkan helikopter serang legendaris milik Angkatan Darat, AH-64D / E Apache. Sebaliknya, mereka menerbangkan sesuatu yang sama menakutkannya, tetapi sedikit lebih fleksibel.

    Dikenal sebagai Direct Action Penetrator (DAP), telah menjadi kekuatan penting dari misi SOAR 160 di seluruh dunia sejak awal 90-an.

    Mantan Night Stalker CW4 Michael Durant dalam bukunya, In the Company of Heroes mengatakan, DAP dikembangkan sendiri oleh Resimen ke-160 menggunakan Black Hawks. Setelah menambahkan potongan sayap yang dapat dilepas ke sisi helikopter dan memasang tautan tembak ke kokpit. Night Stalker berhasil mengubah MH-60 menjadi senjata.

    DAP dilengkapi dengan kemampuan untuk melumpuhkan pods roket Hydra, rudal Hellfire dan Stinger, 30 mm rantai senjata M230 yang juga digunakan oleh Apache. Selain itu juga membawa Gatling gun kaliber.50. Tidak seperti Apache, DAP memiliki probe pengisian bahan bakar, memberikan daya tahan dan jangkauan yang lebih jauh .

    Setiap MH-60 dapat diubah menjadi DAP menggunakan kit yang dibuat oleh Resimen ke-160, tetapi kehilangan kemampuannya untuk membawa pasukan setelah konversi.

    MH-47G Chinook

    Helikopter angkut berat Chinook telah melayani Angkatan Darat dengan baik sejak di Vietnam hingga di Afghanistan dan sekitarnya. Karena kemampuannya membawa kargo berton-ton, terbang lebih jauh, dan bertahan dalam kondisi yang sulit, Chinook adalah salah satu pesawat pertama yang dilantik ke dalam layanan Night Stalker di tahun 1980-an.

    Ketika Resimen ke-160 pertama mendapatkan CH-47, mereka menambahkan probe pengisian bahan bakar, sistem tali cepat untuk menurunkan pasukan, dan sejumlah fitur lain untuk membawa mereka ke standar operasional. Dijuluki MH-47D,  Chinnook khusus ini segera bekerja.

    Ketangguhan dan kemampuan angkat berat Chinook memang cukup terbukti. Bahkan Resimen ke-160 menggunakan helikopter ini untuk “mencuri” helikopter serang buatan Rusia milik Libya dengan membawanya terbang menembus badai pasir.

    MH / AH-6M Little Bird

    Ada pepatah populer di komunitas operasi khusus:  “Six guns don’t miss.” Ini tidak ada hubungannya dengan revolver dan semua berkaitan dengan helikopter Little Birds milik Night Stalkers yang kerap disebut sebagai “Killer Eggs”  atau “Telur Pembunuh” karena bentuknya.

    Meski MH-6 biasanya dilengkapi dengan kursi bangku tempel di kedua sisi pesawat, AH-6 malah membawa minigun, roket, dan rudal.

    Little Bird pertama yang memasuki layanan dengan Resimen ke-160 sebenarnya adalah Cayus OH-6A, helikpter kecil yang sudah hendak pensiun dari Angkatan Darat dan Garda Nasional pada saat SOAR diciptakan.

    Karena ukurannya, kelincahan, dan kemampuannya untuk cepat dibongkar dan dipasang kembali, pesawat kecil ini dianggap ideal untuk operasi perkotaan di ruang yang sempit. Dari awal 1980-an SOAR menggunakan helikopter kecil tersebut di banyak konflik.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this