Setelah serangan rudal yang dipimpin Amerika ke Suriah 14 April 2018, pemerintah Rusia menanggapi dengan sejumlah ancaman yang tidak jelas dan tidak spesifik, termasuk kemungkinan mempertimbangkan kembali untuk menjual sistem rudal permukaan ke udara S-300 ke Suriah.
Kini muncul laporan Rusia telah mengirimkan senjata ini bersama senjata lainnya kepada pemerintah Suriah. Pengiriman S-300 dilakukan di bawah penutup asalp atau yang dikenal sebagai actual physical smoke screen untuk menghindari deteksi pesawat mata-mata Amerika.
Pada 20 April 2018, ada laporan bahwa sejumlah kapal pengangkut barang berbendera Rusia berlabuh berlabuh di kota pelabuhan Suriah, Tartus, yang juga merupakan rumah bagi pangkalan angkatan laut Rusia.
Selama beberapa tahun terakhir, telah ada parade yang rutin dari kapal-kapal pengangkut barang-barang ini ke Suriah, karena Kremlin terus memasok pasukannya sendiri dan pemerintah Suriah dengan senjata.
“Beberapa tahun yang lalu atas permintaan mitra kami, kami memutuskan untuk tidak memasok S-300 ke Suriah,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada BBC dalam sebuah wawancara pada 16 April 2018. “Sekarang tindakan agresi keterlaluan yang dilakukan oleh Amerika, Prancis dan Inggris, membuat kita berpikir bagaimana memastikan bahwa negara Suriah terlindungi. ”
Pada 20 April 2017, Zvezda, saluran televisi resmi Kementerian Pertahanan Rusia, memposting video online kemampuan varian S-300PMU-2 “Favorit” yang dimodernisasi secara khusus dan sekali lagi menyinggung kemungkinan Kremlin memberikan senjata untuk pasukan Suriah. Rusia telah menyebarkan sistem ini dengan kontingennya sendiri di negara itu.
Tapi desas-desus sekarang telah muncul bahwa S-300 untuk pemerintah Assad berada di antara kargo yang tiba di Tartus. Sumber pro-rezim di media sosial mengatakan, kemungkinan besar senjata itu datang dengan menggunakan layar asap untuk melindungi aktivitas mereka.
https://twitter.com/WaelAlRussi/status/986633213710827520
Actual physical smoke screen digunakan sebagai upaya untuk membutakan pesawat mata-mata asing, pesawat tak berawak, atau satelit agar tidak mampu mengamati pembongkaran peralatan yang sensitif. Tetapi tidak jelas seberapa baik penanggulangan seperti itu akan bekerja.
Pesawat mata-mata Amerika baik yang berawak maupun tidak berawak secara rutin mengintip Suriah saat terbang di atas perairan internasional di Laut Mediterania timur.
Asap akan membutakan kamera elektro-optik dan dapat mengalahkan beberapa optik inframerah tergantung pada komposisi kimia dan fisik yang tepat dari layar.
Namun, banyak dari pesawat mata-mata Amerika, seperti RQ-4 Global Hawks memiliki kemampuan secara otomatis melacak perangkat lunak pelacakan penerbangan secara online di daerah tersebut, membawa radar pencitraan dan kamera multi-spektral secara khusus untuk dapat menembus jenis-jenis kamlufase ini.

Di zaman di mana begitu banyak orang memiliki ponsel dengan kamera di dalamnya, layar asap bisa lebih mencegah warga mengambil gambar peralatan militer canggih dan mempostingnya di media sosial. Namun apakah ini masih juga kebal dengan kamera pesawat mata-mata yang jelas lebih canggih?
Sehingga bagaimanapun pengiriman S-300 untuk Suriah belum bisa dipastikan. Belum ada bukti yang lebih kuat apalagi konfirmasi resmi.