Irak telah menyatakan kemenangan melawan ISIS pada 9 Desember 2017 lalu setelah kelompok militan tersebut menyerbu pada 2014 dan menguasai salah satu kota terbesarnya – Mosul. Kini Irak keluar kandang dan ikut menggempur ISIS yang berada di Suriah.
Kantor Perdana Menteri Irak melaporkan bahwa angkatan udara mereka melakukan serangan udara “mematikan” terhadap posisi-posisi ISIS di Suriah pada 19 April. Kantor itu juga menyatakan bahwa serangan itu akan membantu memberantas terorisme di wilayah itu setelah diusir dari Irak.
Juru bicara militer Irak Brigadir Jenderal Yahya Rasool melaporkan bahwa serangan-serangan ini dikoordinasikan dengan pemerintah Suriah, Rusia dan Iran dan menambahkan bahwa Irak akan melanjutkan operasi-operasi semacam itu, jika ia menerima data intelijen tentang ancaman yang ada yang datang dari kelompok ISIS.
Dia juga mengatakan bahwa jet F-16 digunakan untuk mengirim serangan. Serangan-serangan itu ditujukan pada pabrik-pabrik pembuat bahan peledak milik militan, para komandan mereka di daerah-daerah sebelah timur Efrat.
Kementerian Pertahanan Irak mencatat bahwa serangan ini bukan bagian dari operasi koalisi internasional yang dipimpin Amerika.
ISIS menginvasi Irak pada tahun 2014, merebut beberapa kota, termasuk yang terbesar kedua – Mosul, yang menjadi “ibu kota” di negara tersebut. Baru pada musim panas 2017, militer Irak, yang didukung oleh sekutu Amerika berhasil merebut kembali kota itu.
Irak kemudian secara resmi menyatakan kemenangan atas ISIS pada 9 Desember 2017 setelah kelompok terakhir ISIS diusir dan militer kembali menguasai perbatasan negara dengan Suriah.