Ketika kapal induk USS Theodore Roosevelt berlayar melalui Laut China Selatan pekan lalu dan seorang pilot Angkatan Laut Amerika mengaku menghadapi serangan elektronik yang mencoba mengganggu peralatan pesawatnya.
“Fakta bahwa beberapa peralatan Anda tidak berfungsi sudah merupakan indikasi bahwa seseorang sedang mencoba untuk menjatuhkan Anda,” kata seorang pilot EA-18G Growler kepada GMA News pada 14 April 2018. Dia menambahkan bahwa “kami memiliki jawaban untuk itu.”
Tidak disebutkan negara mana yang menganggu jet tempur dua mesin tersebut. Namun jika mengacu pada wilayah di mana pesawat terbang, maka di wilayah tersebut China telah menempatkan kekuatannya di sejumlah pulau buatan.
Growler adalah varian perang elektronik berbasis pembawa dari F / A-18 Super Hornet. Menurut Omar Lamrani, seorang analis pertahanan di perusahaan konsultan Stratfor, sebagiamana dikutip Business Insider apa yang terjadi tersebut bukan hal yang baik bagi Amerika.
Namun Lamrani yakin pesawat Growler tidak mungkin terkena dampak signifikan oleh jammers. “Growler adalah mesin yang sangat mumpuni,” kata Lamrani. “Saya ragu orang China benar-benar dapat mempengaruhi pesawat itu. Jenis sistem ini akan mencoba mengganggu mereka dan mengganggu mereka, tetapi saya tidak yakin itu akan menciptakan masalah keamanan. ”
Tapi meski pesawat berawak biasanya dapat melawan balik gangguan sinyal, dan pilot di kokpit selalu dapat menggunakan penilaian mereka sendiri jika komunikasi navigasi hilang, gangguan dapat menimbulkan ancaman serius terhadap drone karena tidak ada orang di kokpit.
Jika China mengganggu pesawat Angkatan Laut Amerika yang terbang di wilayah udara internasional di laut, hal itu menjadi lain bahwa Beijing mengabaikan hukum dan norma-norma internasional untuk mempertahankan klaimnya di Laut China Selatan. “Hal ini dapat mengarah ke pola eskalasi yang bisa menjadi negatif bagi kedua pihak.”
Pada 9 April, Wall Street Journal mengutip sumber-sumber intelijen Amerika melaporkan bahwa jammers militer baru telah dikerahkan di pos-pos China di Kepulauan Spratly. Jammers mampu mengganggu sistem komunikasi musuh.
USS Roosevelt memamerikan kekuatan selama patrolinya melalui Laut Cina Selatan dalam perjalanan ke Manila. Pesawat diluncurkan dari pesawat dengan laju satu pesawat per menit selama 20 menit tanpa henti.
Komandan kapal Amerika juga mengatakan pada saat itu Angkatan Laut China mengawasi mereka tetapi tetap bertindak secara professional.