Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya melaporkan bahwa sistem Pantsir-S1 telah menunjukkan efisiensi mendekati 100% selama serangan Amerika, Inggris dan Prancis terhadap Suriah, ketika 71 dari 103 rudal dicegat.
Tetapi ini klaim Rusia, karena Amerika meyakini sebaliknya, tidak ada satupun rudal yang gagal menghantam sasaran.
Tetapi Pantsir-S merupakan sistem pertahanan udara yang memang tidak bisa dianggap remeh. Setidaknya ada tiga hal penting yang perlu Anda ketahui tentang senjata ini sebagaimana dilansir Sputnik.

Multi Radar dalam Sistem Tunggal
Sebelum sistem pertahanan udara dapat berfungsi, terlebih dahulu harus dapat melihat targetnya. Untuk tujuan ini, Pantsir memiliki 3 “pasang mata.” Yang pertama adalah radar akuisisi target, yang dapat mendeteksi pesawat musuh pada kisaran antara 32 dan 45 km dengan cakupan 360 derajat.
Yang kedua adalah radar pelacak, yang bertanggung jawab untuk mengunci target ketika memasuki rentang tembak sistem. Radar melacak hingga 20 target dalam bidang pandang 45 derajat berbentuk kerucut dan memandu hingga empat rudal secara bersamaan.
Jika itu tidak cukup, ada radar ketiga, yakni inframerah yang mampu mendeteksi, memperoleh dan melacak target bahkan dalam kondisi visibilitas rendah.
Radar Ini sepenuhnya otomatis. Ketiga radar beroperasi pada saat yang bersamaan dan bekerja sebagai sebuah sistem. Beginilah cara Pantsir-S1 mencapai tingkat keterlibatannya yang mengesankan, hingga 10 target per menit.
Hanya dibutuhkan empat hingga enam detik setelah target diperoleh untuk meluncurkan misil pertama. Untuk autocannon, waktunya berkurang menjadi 1 hingga 2 detik.
Sistem ini dapat menembakkan rudal kedua atau mengganti target secepat 1,5 detik, yang merupakan tercepat daripada sistem lain di dunia. Selain itu, ia memiliki perlindungan anti-EW (electronic warfare), yang mengubah frekuensi operasionalnya menggunakan angka acak.