Rusia juga bekerja keras membuat senjata strategis mematikan. Ploughwares memperkirakan bahwa kedua belah pihak bekerja pada setidaknya dua lusin senjata strategis baru atau yang lebih baik.
Rusia sedang membangun rudal berbasis darat baru, termasuk ICBM RS-28 Sarmat. Rudal Rusia memiliki ruang untuk setidaknya 10 hulu ledak yang dapat ditujukan pada target yang terpisah. Media pemerintah Rusia mengatakan bahwa rudal itu bisa menghancurkan daerah seluas Texas atau Perancis. Analis Amerika mengatakan hal itu tidak mungkin, namun mengakui senjata itu tetap sangat dahsyat. Senjata ini juga telah diuji dan siap untuk masuk layanan.
ICBM baru Rusia memiliki ruang untuk menambahkan hulu ledak tambahan, seandainya perjanjian New START berakhir atau kedua pihak membatalkannya.
Amerika Serikat saat ini hanya memiliki satu hulu ledak di masing-masing ICBMS, namun ini juga memiliki ruang untuk lebih banyak lagi.
Rusia telah meluncurkan rudal yang diluncurkan di bawah kapal selam yang lebih akurat yang dikenal RSM-56 Bulava. Meskipun kurang akurat daripada Trident baru, tetapi ini menandai peningkatan keandalan dan akurasi yang signifikan atas rudal berbasis kapal selam Rusia dibanding sebelumnya.
Seorang pejabat militer Rusia pada tahun 2015 juga mengungkapkan semacam senjata kiamat, yang mengambil gagasan tentang “bom kotor” ke tingkat yang baru. Banyak analis Amerika percaya bahwa pengungkapan tersebut disengaja dan senjata tersebut telah dikerahkan.
Pada 2018 Presiden Putin mengakui senjata itu memang ada. Perangkat ini adalah sebuah kapal selam tak berawak yang bisa melaju dengan kecepatan 56 knot dan menempuh jarak 6.200 mil. Konsep bom kotor, yang dulu pernah ada, adalah bahwa teroris akan menyebarkan materi radioaktif berbahaya dengan meledakkan bahan peledak konvensional seperti dinamit.
Dalam kasus kapal tak berawak Rusia, sejumlah besar bahan radioaktif mematikan akan dihamburkan oleh bom nuklir.
Senjata lain yang dibangun Rusia adalah kendaraan hipersonik yang membawa hulu ledak nuklir. Putin sesumbar tidak akan ada sistem pertahanan rudal di dunia yang mampu membendung senjata tersebut.
Pada akhirnya, kesepakatan pengurangan hulu ledak nuklir memang bukan menjadikan bumi semakin aman dari kehancuran, tetapi sebaliknya ketika jumlah terbatas, teknologi dan tingkat penghancuran yang digenjot. Selamat datang di perlombaan senjata nuklir baru.