More

    Catat Sejumlah Rekor, Bomber B-52 Tinggalkan Timur Tengah

    on

    |

    views

    and

    comments

    Angkatan Udara Amerika Serikat mengumumkan bahwa skuadron terakhir dari bomber legendaris B-52 Stratofortress telah mengakhiri operasi mereka melawan ISIS di Timur Tengah dan Taliban di Afghanistan. Pembom nuklir tersebut telah kembali ke Pangkalan Angkatan Udara Minot, Dakota Utara.

    “Setelah dua tahun skuadron B-52 menggunakan hampir 12.000 senjata untuk menyerang ISIS dan target Taliban di seluruh wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS, BUFF terbang misi terakhirnya pada 7 April sebelum menyerahkan kendali tugas ke pengebom B-1B Lancer yang baru tiba, “kata juru bicara Angkatan Udara dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilaporkan Business Insider Selasa 17 April 2018.

    Pembom, yang dijuluki BUFF yang merupakan singkatan dari “Big Fat Fat Fellow,” telah bekerja dengan Angkatan Udara selama 63 tahun, dua yang terakhir mereka bergabung dengan Komando Sentral.

    Hampir 12.000 senjata dijatuhkan selama 1.850 misi menyerang ISIS dan target. Rata-rata, aircrews B-52 mencatat 400-450 jam dalam satu penyebaran enam hingga tujuh bulan.  Angka ini hampir tiga kali lipat dari biasanya diterbangkan oleh awak B-52.

    Sejumlah rekor baru juga dibuat. Skuadron Bomber ke-23 merayakan ulang tahun ke-100 pada bulan Juni 2017 dengan 400 misi berturut-turut tanpa penundaan pemeliharaan, memecahkan rekor sebelumnya yang ditetapkan selama Operasi Linebacker II Perang Vietnam pada tahun 1972.

    Pada bulan September tahun yang sama, B-52 dengan melakukan 834 misi nonstop tanpa pembatalan pemeliharaan. Angka ini memecahkan rekor B-1 yakni melampaui rekor B-1 Lancer dengan 761 misi nonstop.

    Sebuah B-52 menjatuhkan 24 amunisi presisi selama kampanye udara 96 ​​jam melawan fasilitas pelatihan dan narkotika Taliban pada Februari, memecahkan rekor sebelumnya (yang juga ditetapkan oleh B-52) untuk jumlah bom cerdas yang dijatuhkan pada Taliban.

    “BUFF melakukan pekerjaan fantastis menghancurkan ISIS di medan perang di Irak dan Suriah,” kata Letjen Jeff Harrigian, Komandan Komando Pusat Angkatan Udara Amerika.

    “Beberapa orang akan mengatakan ini adalah peninggalan perang dingin,” kata Letnan Kolonel Paul Goossen, komandan 69th Expeditionary Bomb Squadron.

    “Tetapi ini adalah pesawat serbaguna yang terus ditingkatkan dan terus menunjukkan kegunaannya dan relevansinya dalam setiap perang yang dijalani Amerika.” Operasi pemboman Komando Pusat Amerika selanjutnya akan akan dilakukan oleh pembom B-1.

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this