Kekuatan nuklir bawah laut menjadi salah satu senjata paling berbahaya di dunia. Salah satunya karena mereka sangat sulit dideteksi. Rudal-rudal tersebut dibawa oleh kapal selam rudal balistik yang bisa mengendap-endap di dasar samudera seluruh dunia.
Kaki nuklir laut akan menjadi senjata utama untuk serangan balas dendam. Ketika serangan nuklir darat dilakukan, maka kapal selam akan bisa dengan cepat mengambil posisi dan meluncurkan rudal balistik antarbenua dari perut mereka yang bisa mencapai jarak seranga ribuan kilometer.
Amerika, Rusia, Inggris, China, Prancis adalah negara-negara yang memiliki kaki nuklir laut tersebut. Dan bukan rahasia lagi kekuatan utama tetap dipegang oleh Rusia dan Amerika. Bagaimana perbandingan kekuatan nuklir laut dari kedua negara ini? Mari kita bandingkan.

KEKUATAN SSBN DAN SLBM AMERIKA
Mari kita lihat dari sisi Amerika terlebih dahulu, US Navy saat ini hanya menggunakan satu jenis SSBN yakni kapal selam Kelas Ohio Saat ini, ada 18 kapal selam kelas ini dalam pelayanan, meskipun empat dari mereka telah dirancang ulang menjadi pembawa rudal jelajah Tomahawk, sehingga mereka tidak lagi bisa masuk dalam analisis ini.
Satu kelas Ohio mampu membawa sampai 24 Trident II SLBM. Sementara Rusia memiliki satu kapal terbesar yang dikenal sebagai Project 941 Typhoon.
Ada satu kapal selam ini yang dimodernisasi didesain ulang untuk menjadi pembawa rudal Bulava, SLBM (Rudal balistik kapal selam) baru Rusia. Kapal selam ini mampu membawa 20 rudal R-30 Bulava. Selain itu Rusia memiliki Proyek 955 Borei yang mampu mengangkut 16 R-30.
Kapal selam kelas Ohio diproduksi antara tahun 1976 dan 1997, dan tetap mempertahankan kemampuan yang sangat tinggi, terbukti menjadi mesin yang sangat handal.
Sementara SLBM Trident II juga memiliki karakteristik yang unik untuk rudal berbahan bakar padat. Meskipun rudal ini tidak sangat baru (masuk ke dalam layanan pada tahun 1990) dibandingkan dengan R-30 Bulava yang juga berbahan bakar padat memiliki berat lebih besar yakni 2.800 kilogram sementara Bulava hanya 1.150 serta berbagai kemampuan yang lebih tinggi. Dari sisi presisi juga hanya memiliki kemungkinan meleset hanya 90-120 meter, sedangkan Bulava adalah 250-350 meter.

Presisi seperti ini memungkinkan Trident II akan dilengkapi dengan 14 hulu ledak W-76, yang masing-masing memiliki kapasitas 100 kiloton. Selain itu, rudal ini telah membuat catatan bagus dengan 134 peluncuran sukses secara berturut-turut.
Saat ini program penggantian Ohio, juga dikenal sebagai program SSBN (X), sedang dikembangkan seiring dengan rencana untuk mengakhiri pelayanan Ohio secara bertahap mulai 2027. Pada 2040, kapal selam nuklir terakhir dari jenis ini sudah harus dipensiun.
Menurut data terbaru yang tersedia dalam laporan Congressional Research Service tanggal 31 Maret 2016, yang SSBN (X) kapal selam pertama harus ditetapkan pada tahun 2021 dan dibangun pada tahun 2030. Sebanyak 12 kapal selam tipe baru akan dibangun, dengan nilai keseluruhan dari program diperkirakan US$95,8 miliar.
Desain SSBN (X) kemungkinan akan mirip dengan Kelas Ohio dalam banyak aspek termasuk dimensi.
Namun, ada juga beberapa perbedaan yang serius salah satunya kapal selam baru akan membawa 16 bukan 24 SLBM, seperti pendahulunya (peluncuran silo akan sama dirancang untuk membawa rudal Trident II).
Selain itu, reaktor nuklir baru dari kapal selam tidak memerlukan pengisian bahan bakar seumur hiudp hidup (sebagai gambaran Ohio membutuhkan waktu empat tahun setiap pengisian bahan bakar nuklir), sedangkan sistem baru akan memungkinkan untuk secara signifikan mengurangi kebisingan kapal selam.
Adapun SLBM baru, sejauh ini belum ada informasi tetapi kemungkinan adalah versi lebih moderen dari Trident II.