Amerika, Inggris, dan Prancis meluncurkan serangan terkoordinasi terhadap target di Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia Douma oleh rezim Presiden Bashar al-Assad.
Menteri Pertahanan Amerika James Mattis dan Jenderal Joseph Dunford, Kepala Staf Gabungan, mengatakan serangan udara yang diluncurkan Jumat malam dirancang untuk menimbulkan “kerusakan maksimum” terhadap fasilitas senjata kimia Suriah.
Mattis dan Dunford mengatakan lebih dari 100 rudal ditembakkan dari kapal dan pesawat berawak menyerang tiga fasilitas senjata kimia utama Suriah.
Sementara Rusia mengatakan dari rudal yang diluncurkan tersebut sekitar 70 di antaranya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Suriah saat mendekati sasaran.
Target tersebut termasuk Pusat D’Etudes et de Recherches Scientifiques yang diyakini Amerika sebagai sebuah fasilitas penelitian senjata kimia dan biologi di pinggiran Jamraya di Damaskus serta fasilitas penyimpanan senjata kimia dekat kota Homs.
Target ketiga, juga dekat Homs, berisi fasilitas penyimpanan peralatan senjata kimia dan pusat komando dan kendali.
Wartawan New York Times Thomas Gibbons-Neff, mengutip seorang pejabat AS mengatakan dalam serangan tersebut Amerika meluncurkan rudal Tomahawk dari tiga kapal perusak, USS Porter, USS Cook, dan USS Higgins. Sedangkan Angkatan Udara Amerika mengerahkan pembom B-1B Lancer.
Sementara Perancis menggunakan jet tempur generasi keempat Mirage dan Rafale dan Inggris menggunakan jet Tornado.
Prancis dilaporkan mengerahkan jet Rafale yang berisi rudal jelajah SCALP-EG. Sementara pembom B-1B amerika mungkin membawa JASSM, yang merupakan rudal jelajah yang diluncurkan oleh udara.
Sampai saat ini masih belum jelas apakah ada warga sipil yang terbunuh. Dan grafis berikut bisa memberi gambaran tentang serangan udara Trio AS, Prancis dan Inggris:
