Amerika Sebut Tidak Ada Satupun Rudal Mereka Bisa Dicegat Suriah
Sputnik/AP

Amerika Sebut Tidak Ada Satupun Rudal Mereka Bisa Dicegat Suriah

Amerika Serikat dan Rusia saling klaim tentang berapa jumlah rudal yang berhasil diintersep oleh sistem pertahanan udara Suriah. Angkanya cukup berbeda secara mencolok.

Segera setelah serangan di Suriah berakhir, media Rusia mengklaim bahwa 71 rudal jelajah bisa dicegat. Kepala Direktorat Operasional Utama Staf Umum Rusia, Kolonel Sergei Rudskoy, mengatakan fasilitas militer Suriah hanya mengalami kerusakan ringan akibat serangan itu.

Sebaliknya, dalam konferensi pers pada Sabtu pagi, 14 April, juru bicara Pentagon Dana White mengatakan hal yang jauh berbeda. Serangan Amerika dan sekutnya disebut sukses memukul setiap target.

Letnan Jenderal Angkatan Laut AS Kenneth F. McKenzie Jr., Direktur Staf Gabungan (DJS) menampilkan foto-foto target yang dihancurkan di Suriah selama konferensi pers.

“Kami yakin bahwa semua rudal kami mencapai target mereka,” kata Letnan Jenderal McKenzie kepada wartawan. Klaim yang jauh bertentangan dengan klaim Rusia bahwa rudal jelajah ditembak jatuh oleh pertahanan Suriah.

Amerika merilis secara detail berikut tentang senjata yang digunakan dalam serangan dan platform yang melakukan. Berikut rincian yang dikeluarkan Pentagon:

Dari Laut Merah:

  • USS Monterey (kapal penjelajah kelas Ticonderoga) – 30 rudal Tomahawk
  • USS Laboon (Destroyer kelas Arleigh Burke) – 7 rudal Tomahawk
  • Dari Teluk Arab Utara:
  • USS Higgins (Destroyer Kelas Arleigh Burke) – 23 rudal Tomahawk

Dari Mediterania timur:

  • USS John Warner (kapal selam kelas Virginia) – 6 Tomahawk rudal
  • Kapal frigat Prancis – 3 rudal SCALP versi Angkatan Laut.

Dari udara:

  • 2 B-1 Lancer bombers – 19 rudal udara ke permukaan
  • Inggris menerbangkan kombinasi jet Tornado dan Typhoon – 8 rudal Storm Shadow
  • Prancis menerbangkan kombinasi Rafales dan Mirages – 9 rudal SCALP

Urutan pertempuran di atas tidak termasuk pesawat F-16 dan F-15 yang menyediakan DCA (Defensive Counter Air) atau Korps Marinir AS EA-6B Prowler yang menyediakan pengawalan EW ke B-1.

Satu fakta yang tampaknya disepakati kedua belah pihak adalah bahwa semua pesawat Amerika, Prancis, dan Inggris yang terlibat dalam serangan kembali ke basis mereka dengan sukses.

Kapal yang berpartisipasi dalam misi tersebut tetap berada di laut tanpa konfrontasi bersenjata dari Suriah atau Rusia.

Jika mengacu pada data ini, misi tersebut memang bisa dikatakan sukses dan nyaris tanpa gangguan bahkan di tengah ancaman  Rusia yang akan menembak jatuh rudal Amerika.

Berdasarkan hasil ini, akan tampak Amerika dan sekutunya dapat menyerang sasaran di wilayah yang sangat dipertahankan dengan kekebalan hukum.

Klaim keberhasilan atau kegagalan oleh kedua belah pihak dalam suatu konflik biasanya dimanipulasi untuk mengontrol persepsi publik.  Hanya Rusia memang memiliki reputasi yang panjang untuk sistem pertahanan udara yang efektif dan sangat adaptif, seperti yang dilakukan Amerika untuk keberhasilan serangan presisi menggunakan rudal jelajah.

Jadi tidak usah otot-ototan siapa yang paling benar. Bisa semua salah. Namanya juga klaim.