Sekuat Apa Sebenarnya Pertahanan Udara Suriah?

Sekuat Apa Sebenarnya Pertahanan Udara Suriah?

Amerika dan Rusia memiliki klaim berbeda terkait serangan ke Suriah. Presiden Amerika menyebut serangan berlangsung sukses dan telah membuat kemampuan Suriah untuk membuat senjata kimia telah lumpuh.

Sementara Moskow mengklaim meski sebagian rudal menghantam target, tetapi lebih banyak Tomahawk yang berhasil dirontokkan. Dari 103 rudal yang diluncurkan 71 berhasil diintersep oleh sistem pertahanan udara Suriah yang notabene sudah cukup tua.

Mana yang benar? Sulit untuk mengetahui karena saling klaim adalah hal yang wajar dalam sebuah perang. Tidak ada yang ingin dikatakan gagal.

Namun Sputnik mengaku melihat secara langsung bagaimana orang-orang Suriah berhasil mengadang puluhan rudal Amerika.

Dilaporkan serangan Barat, dieksekusi Sabtu 14 April 2018 pukul 4:00 pagi  yang melibatkan kapal perang Angkatan Laut Amerika di Laut Merah. Pembom B-1B Angkatan Udara serta F-15 dan F-16 juga meluncurkan puluhan rudal jelajah rudal di ibukota Suriah Damaskus tepatnya ke sebuah pangkalan udara di luar kota, yang disebut fasilitas penyimpanan senjata kimia dekat Homs. Selain itu fasilitas penyimpanan peralatan dan pos komando, juga dekat Homs jadi sasaran serangan.

B1-B biasanya dipersenjatai dengan rudal jelajah JASSM, yang memiliki hulu ledak 450 kg dan jangkauan 370 km. Kapal perang Angkatan Laut Amerika meluncurkan Tomahawk, yang memiliki hulu ledak 450 kg dan rentang operasional antara 1.300 dan 2.500 km.

Sedangkan Angkatan Udara Inggris mengerahkan empat pesawat serangan darat Tornado GR4 yang dipersenjatai dengan rudal jarak jauh Storm Shadow.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pesawat mereka menargetkan lokasi senjata kimia di Homs. Senjata-senjata ini memiliki jangkauan 400 km.

Akhirnya, Prancis mengirim frigate Aquitaine yang dipersenjatai dengan rudal jelajah darat SCALP (sebutan Prancis untuk Storm Shadow), serta beberapa jet tempur Dassault Rafale yang biasanya juga dipersenjatai dengan rudal jelajah SCALP atau Apache. Menurut kementerian pertahanan Rusia, B-1B juga menembakkan bom udara dipandu GBU-38.

Tidak diragukan lagi, berkaca dari ditembaknya F-16 Israel oleh Suriah pada Februari lalu, menjadikan jet-jet tempur dan bomber sekutu memilih untuk menyerang dari luar jangkauan pertahanan udara Suriah.

Namun, terlepas dari koleksi persenjataan yang kuat terhadap mereka, Tentara Suriah tampaknya telah berhasil untuk menangkis serangan itu. Setidaknya menurut versi Suriah dan Rusia.

Beberapa jam setelah serangan, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa Angkatan Pertahanan Udara Suriah menembak jatuh sekitar 71 dari 103 rudal jelajah yang terdeteksi.

Kesuksesan sempurna dicapai saat melindungi Pangkalan udara Al-Dumyar di timur laut Damaskus di mana 12 rudal yang diluncurkan lawan ke wilayah tersebut seluruhnya berhasil diintersep.

Jumlah rudal yang diintersep di kubu Suriah dan Rusia sebenarnya simpang siur. Media Suriah menyebut hanya menghancurkan 20-30 rudal di Damaskus.

Meskipun militer Suriah memiliki beberapa pertahanan udara modern, termasuk Pantsir-S1 sebagai sistem pertahanan udara jarak pendek dan menengah dan sistem artileri anti-pesawat, serangan rudal jelajah itu sebagian besar diadang oleh peningkatan 30 peralatan termasuk varian dari sistem rudal self-propelled, sistem pertahanan udara S-125, dan S-200, yang diperkenalkan ke militer Soviet pada akhir 1960-an.

NEXT: BENTENG UDARA SURIAH LEBIH KUAT DARI YANG DIPERKIRAKAN